Saturday, October 3, 2020

Will Sumba be The Next?

 

Aku pernah sekali dalam hidupku mendapati sebuah momen beruntun yang aneh. Momen dimana sekali lagi alam semesta seakan memberi waktu dan tempat. Membuat semua seakan sudah memang direncanakan dan kini terlihat jelas dari sudut pandang aku sebagai manusia biasa.

“Will Sumba be the next place?”, sekilas dari pikiranku. Sama seperti Rote. Aku memiliki sedikit perasaan lebih saat mendengar Rote dan disinilah aku hampir selama 2,5 tahun lamanya. Menjalani kehidupan luar biasa dengan segala pertemanan, kehidupan pribadi, dan pertikaian teman sejawat. Tapi ditengah isu corona di kejauhan pulau ternyata aku masi diberikan kesempatan untuk menjajaki Sumba. 

Kucoba buat share ceritanya ya.

Sebelum mulai aku mau ngucapin thankyou banget buat kawan IG yang sekarang sedang tugas di Sumba. Dia nyapa aku lewat IG dan ngenalin aku sewaktu lagi makan di Sirkey. Ternyata mba Sari udah ngikutin tulisan aku belakangan ini. Senang sekali ya dengernya. Haha.. semoga anda tidak sesat ya dengan tulisan aku.

Okey, Go back to Sumba! Asli padahal ngga pernah mau jalan jauh ke Sumba. Sudah ngebayangin buat duduk di mobil, jalan darat, dan berjam-jam ya mending aku duduk dan keliling pulau lewat youtube. Tapi, disinilah aku terbang, duduk, dan berjalan dari satu tempat ke tempat lainnya di Sumba.

PLACE 1 : THE ETHNIC “PRAIJING VILLAGE”

Aku pernah jatuh cinta banget sama sebuah desa di sekitaran Ende-Maumere. Namanya desa Wologai. Karena itu desa adat pertama yang pernah aku kunjungi, coba aja cek di “Sedang di Ende? Bisa Coba Beberapa Tempat Ini!”

Nah, begitu ada kesempatan ke Sumba langsung muncul nama Praijing. Dan begitu liat fotonya aku harus sampai disana!

Kenapa aku bilang “The ethnic “Praijing Village”? karena disini masi nuansa desa adat dimana sekitar 40 bangunan rumah didominasi oleh bambu ya. Rumah bahan bambu dengan atap khas yang menjunjung keatas. Biasanya atap rumah digunakan untuk menyimpan bahan makanan. Kemudian barulah warga tinggal di bagian tengah rumah dan terkadang meletakan kadang hewan di bagian bawah panggung rumah. Menarik kan?




Udah umur kali ya. Aku kesana masuk layaknya desa wisata ada biaya masuk. Berjalan sedikit. Kemudian langsung nyari tempat duduk, berharap awan agak banyak biar jangan panas. Pesen makan dan minum sambil sedikit bercengkrama dengan salah satu warga. Duduk lagi melihat ke sekeliling dan berharap tempat foto khalayak umum sepi jadi bisa giliran buat ngambil foto.

Tetep ya. Turis banget. Foto!

PLACE 2 : THE BEAUTIFULL “WARINDING HILL”

Lebih dari apapun aku malah sudah jatuh cinta duluan dengan Bukit Warinding ya. Bisa dibilang ini kali kedua aku kesana. Ngga tau kenapa. Kalian bisa cek “One Day At EastSumba”!

Tapi, perjalanan aku ke sana agak mepet dengan waktu sunset. Begitu sampai disana hari sudah agak gelap. Namun masih sepersekian momen terlihat cantiknya perbukitan di Warinding dengan kuda-kuda di beberapa tempat. Kayanya disewain buat foto si kudanya.

Dan bayangin aku ketemu lagi dengan adik-adik yang sudah ngga kecil lagi yang biasa diajak foto kalau kalian main ke bukit Warinding. Haloo, adik-adik ku sini main sama tante!



Bagi aku Warinding ini cocok buat kalian yang pengen travelling adem tapi ngga butuh effort yang payah untuk jalan kaki kesananya. Cuma jauh naik mobil, tapi deket kalau berangkat dari Sumba timur. Trus cuma jalan sekitar 3 menit agak nanjak untuk dapat liat cantiknya alam sekitar. Kalau beruntung kalian bisa ketemu Febby dan beberapa anak kecil yang tinggal disekitar situ.

Yah, akhirnya aku sudah kesana 2x. Kamu?

PLACE 3 : THE CROWDED “WEEKURI”

Bisa search deh di Instagram dan kamu pasti bakal ngeliat juga kalau Weekuri menjadi salah satu tempat yang wajib dikunjungi. Disini lebih nuansa pantai ya dengan batu-batu besar dan seakan air pantai terkurung dalam satu Kawasan besar.

Untuk dapat kesana jalannya mudah dan tidak perlu tracking yang begitu susah. Terbiasa dengan alam pantai yang sepi membuatku melihat daerah Weekuri begitu crowded dengan suasana pengunjung, pedagang kain, dan warung kecil yang menghiasi sekitar area Weekuri.

Terlepas dari itu, kalian bisa nyoba untuk muterin area Weekuri. Kebetulan ada sebuah jembatan panjang dimana kita bisa melihat deburan ombak gede yang menghantam batu-batu karang besar disekitar. Dan dijamin ya, kalian akan terpesona dengan birunya air laut disana. Seakan melihat air laut dari ujung jurang. Tjakep!


***

Aku liat orang-orang pada seru banget buat berenang dan bahkan lompat indah di Weekuri ya. Kalau aku? Jangankan berenang, kesana aja tutupan kain pake topi dan masker. Astaga, kurasa aku sudah kehilangan semangat berpanas-panasan!

Tapi kalau kalian suka banget sama suasana pantai kurasa kalian harus nyobain Pantai Mbuwana, sepertinya masih satu jalur dengan Weekuri. Itu lebih sepi dan ikonik si menurutku. Sayangnya aku belum sempat kesana.

PLACE 4 : THE LAST AND MYSTERIOUS “RATENGGARO”

Terakir di hari itu, aku disuguhkan perjalanan yang begitu menegangkan. Masih ada beberapa daerah yang masi dekat dengan desa adat pedalaman. Kan ngga lucu ya, kalau orang baru kaya kita malah salah ngelangkah di tempat orang.

Aku ngelewati satu jalan yang ditunjuk map. Ide banget emang buat milih jalan paling deket. Dan kalian bayangin sepanjang perjalanan, ada beberapa tempat yang penuh banget dengan kuburan tinggi di kanan kiri jalan. Banyak! Sebagai orang baru gimana tuh perasaan kalian?

Singkat cerita kami sampai disana, dan ini lah perjalanan kami disana.


Jadi, pas kesana aku bisa melihat sekilas atap-atap desa Ratenggaro. Dengan ombak keras dan angin kencang disekitar area pantai, kami berdua berusaha mengabadikan momen dalam sebuah foto. Suer ya, itu perasaanku ngga nyaman banget. Mohon maaf komennya gini. Karna beda banget suasananya. Begitu misterius dan begitu asing bagi aku.

Tapi jangan pernah takut ke tempat baru. Selagi kita sopan dan tidak ada niatan buruk pasti akan aman. Hanya saja akan lebih baik membawa orang Sumbanya langsung selama perjalanan.

Jadi, kalian pilih tempat yang mana?

Aku sengaja memberikan predikat didepan nama tempat yang dikunjungi. Pasti kalian ngga mungkin si memilih salah satu ya. Kalau sudah di Sumba kenapa ngga dikunjungi semua yakan?

Aku pun sempat berpikir kalaupun disuru memilih keempat tempat diatas. Pilihanku tetap jatuh pada The Beautifull Warinding Hill. Suasana yang tenang dan aura sekitar menyejukan bagi aku. As you know yah semua. Sewaktu balik dari Ratenggaro aku tuh sampe ketindih dan kebawa mimpi tentang perjalanan kesana. Saking kepikiran dan berkesan seremnya. Hahaha..

Oke, itu dia! Jadi kalian sudah siap dengan Sumba??

Kalau belum segera rasakan sensasi wisata ke Sumba. Oiya, dalam kurang dari sebulan aku akan menulis sebuah tulisan mengenai usiaku di 28 kaya tulisanku "Wanita dan Usia 27 Tahunnya Yang Akan Datang". Semoga tulisannya jadi dan aku akan upload dalam beberapa minggu kedepan. See ya.

Dan buat temen-temen yang senang baca tulisanku. Let’s share your impression about my blog. Please say hallo at my IG asri_vitaloka. I am glad to know you more. Maybe we can be a good friends.

Asri Vitaloka | Rote, Island.


No comments:

Post a Comment