Friday, June 23, 2017

Sedang di Ende? Bisa Coba Beberapa Tempat Ini!



maafkan muka aku ya.

Mengingat perjalanan singkat dua hari di Maumere tentunya tak membuat aku lupa mengenai Ende. Kedua kota tersebut begitu dekat. Hanya cukup menghabiskan waktu selama 2 hingga 3 jam untuk sampai ke Ende dari Maumere. 

Sekitar akhir tahun lalu, kuputuskan untuk mengunjungi Kelimutu melalui Ende. Tak hanya Kelimutu, rombongan kami waktu itu singgah ke beberapa tempat sejarah yang tak kalah menarik. Pantai Green Stone juga dipilih sebagai tujuan pertama sebelum kami melanjutkan perjalanan ke Kelimutu. Nah mau tau seperti apa waktu itu? Untuk persiapannya anda bisa mengunjungi blog di bawah ini. Klik aja ya.

Sebenarnya ke Ende sudah lama banget ya. Bulan Agustus tahun lalu. Yah, setahun lalu. Tapi aku coba share aja ya. Siapa tau masih ada yang pengen kesana tapi punya waktu singkat trus bingung mau kemana aja. 

jangan ditiru! Nanti aku cerita di tulisan selanjutnya...
Read me more at "Bebas Gaya deh di Kelimutu"!

Waktu itu, tujuan utama sebenarnya mau lihat sunrise di Kelimutu. Jadi, yang lainnya sebagai pengisi waktu aja. Eh, malah tempat-tempatnya bagus semua. Dan bagi kalian yang ngga terlalu suka jalur darat? Cobain di Flores ya. Jalur Ende-Maumere itu kadang bikin mual sampai isi perut keluar, tetapi ngga bikin bosen karena sepanjang jalan anda akan melihat pemandangan yang luar biasa.

Nyampe Ende, Langsung Kunjungan ke Tempat Sejarah Bung Karno

Nah, jangan cuma mau explore tempat kece di pantai atau gunung aja ya. Sesekali boleh lah kalian nyempetin diri buat tau tempat Bung Karno dulu diasingkan jaman-jaman Belanda gitu (kalau aku ngga salah ya). Dua tempat bersejarah yang kami kunjungi adalah taman Renungan Bung Karno dan Rumah Pengasingan. 

let me selfie first guys!

partner jalan ditambah Pak Karno, salam om!

 action like a model (harapan)

 capture by : Bang Robay!

Guys, jangan dicuekin ya!

Buat ke taman renungan kalian emang tinggal masuk aja ngga pake pintu masuk, karcis atau apapun. Tapi, kalau di Rumah Pengasingan minimal kalian harus paham jam buka dan tutupnya ya. Jujur kecewa banget pas kami kesana dan rumahnya tertutup alias ngga buka. Kami kesana di hari Sabtu dan tepat jam 12 siang hari. Penjaganya udah pulang huhu…

 rumah pengasingan Bung Karno selera vintage abiss..

ninggalin jejak pastinya ya.. walau ngga bisa masuk

Abaikan batu-batu di Pantai Green Stone, Please!

Perjalanan ke arah Pantai Batu Hijau agak berlawanan dengan Kelimutu. Untuk melihat pantai tersebut anda harus melewati jalanan yang kelak-keloknya bukan main. Jangan lupa berdecak untuk birunya air laut di pantai tersebut dan pasir hitamnya begitu luar biasa dengan hiasan batu hijau disana. Tapi sesampai disana, anda mungkin akan bingung kenapa batunya berwarna hijau. Nah makin bingung lagi waktu om travel bilang nama pantainya “Blue Stone Beach”. Aku sih bingung ya. Entah deh. 

batu aja sudah menyambut dengan cinta

nih masih belum percaya kalau aku udah nyampe?

 biasa ya, selfie aja sampai bosan.
 
Guys, jangan dicuekin ya!

Walaupun kalian emang orang strong banget dan jarang mual, muntah, sakit kepala pas perjalanan darat? Tapi mending jangan remehkan perjalanan di Ende. Dari kota Ende menuju pantai sebenarnya begitu mengasyikan. Akan bertemu dengan desa, hamparan bukit, dan pemandangan pantai dengan tebing tinggi di sebelah kanan jalan. Hanya saja aku saranin kalian untuk membawa antimo atau obat anti mual saat melakukan perjalanan ya. Trus satu lagi, jangan pernah bawa batu Hijau di pantai untuk dibawa pulang. Repot cin, disuru masukin bagasi. Ini pengalaman.

fokus aja di batu dan lautnya

Tukar Budaya di Desa Wologai

Menuju ke Kelimutu ternyata anda bisa loh melihat sebuah desa adat Wologai yang begitu indah. Katanya rumah-rumah adat yang terbuat dari bambu dan jerami itu pernah terbakar lo. Untungnya saat tiba disana, rumah adat Wologai telah berdiri tegak kembali. 

 diantara rumah-rumah Wologai

 salah satu sudut desa Wologai

cuplikan keramahan ibu-ibu Wologai

Apa ya yang bisa dilakukan disana? Kalian berkunjung untuk melihat suasana desa yang tenang, tanpa macet, tanpa gadget, dan tanpa hiruk pikuk dunia. Warga penduduk asli menjual beberapa kerajinan tangan dan kopi luwak (bukan kopi luwak white coffe ya). 

 duduk dan bercengkrama bukan main gadget ya

 rencana mau beli kopi luwak si nona

hanya duduk sebentar, tak bermaksud menetap

 disambut sama sekeluarga bapak Wologai

Guys, jangan dicuekin ya!

Untuk sampai ditempat baru, jangan pernah lupa untuk minta ijin. Mau sepi, rame, atau apapun. Jadi, pengalaman aku disana. Aku diberitahu oleh ibu Wologai kalau ada satu area desa yang memang tidak boleh dinaikin sembarang. Hanya jika ada upacara adat. Dan begitu kamu latah naik keatas area itu tanpa alasan khusus, menn kau harus memberikan persembahan berupa 1 kerbau!! Lemes ngga tuh. Jadi, aku saranin hati-hati! Bukan bikin parno, tapi semakin kental suatu daerah dengan adat istiadat biasanya semakin banyak aturan yang masih mereka anut. Tentunya ini berbeda jauh dengan lingkungan perkotaan.

berani naik ke atas rumah yang disamping aku?

 sok sok aja mau kasi tunjuk nari Bali ke ibu-ibunya...

Nah, itu dia beberapa tempat yang bisa aku share. Terus Kelimutunya mana? Aku bahas di tulisan aku selanjutnya ya.. Jangan lupa komen lucu di bawah ya atau kontak aku aja kalau mau nanya lebih banyak. You can connected with me at my account instagram @asri_vitaloka. Thank you.

Asri Vitaloka, calon penulis | asrivitaloka@gmail.com

Salam buat keluarga kamu, salam buat temen kamu, dan salam kenal buat kamu ya. Sapa tau besok kita temenan!

Oiya, kalau kamu mau ke Maumere juga jangan lupa buat klik blog aku dibawah ini ya. Dua hari di Maumere, aku habiskan buat ke Pulau Pangabatang, main di Coconut Beach, dan sekedar rootop-an di hotel apa gitu! Yah, klik aja link dibawah ini ya.

2 comments: