Wednesday, January 8, 2025

Nara

 

Seperti sebuah nama seseorang, namun ini sebuah tempat. Tempat yang tidak pernah kusangka akan kudatangi di tahun lalu. Bermula dari keinginan untuk melihat Jepang. Hingga semesta mempertemukanku dengan Nara.

Thankyou, Nara. I meet you. Dalam sebuah pencarian ketenagan diri yang tak pernah stabil. Akan naik turunnya emosi dalam merasakan gelombang emosi kehidupan. Akhirnya, kurasakan ketenangan melalui sebuah tempat. Tempat di pelosok Jepang, bernama Nara. Sebuah ibukota pertama Jepang sebelum Kyoto. Ada beberapa pertemuan diri saat melihat Nara. Kurasakan sesuatu yang tak kurasakan sejauh beberapa tahun belakangan. Sesuatu yang tenang ditengah hiruk pikuk pikiranku.

Menurutku, tentang Nara?

Jika dirimu menyukai hutan dengan segala alam dan ketenangannya maka kusarankan kau menginjakkan kaki kesana. Cukup mudah berangkat dari Osaka. Hanya mengandalkan Google Maps yang akan memberikan banyak informasi untuk tiba disana. Aku penasaran dengan taman Nara dan ingin menikmati kuliner Udon Nara. Walaupun aku tidak terlalu menyukai Udon. Namun, aku selalu percaya tidak pernah tidak terpanggil jika memang ada sesuatu yang indah dan sesuai denganku.

Di hari terakhirku di Osaka waktu lampau, kudapati diriku begitu menginginkan untuk sampai di Nara. Diimingi dengan rusa sopan Jepang dan Udon Nara ditengah nuansa hutan. Kudapati diriku telah menaiki kereta rutin dan tiba disana.



Apa yang bisa dilihat di Nara?

Bepergian sewaktu musim panas di Jepang, ternyata lumayan memberi tantangan saat berjalan kaki. Panas dan berkeringat. Begitu aku melihat Nara di media sosial, tak kusangka ternyata disana lumayan sejuk. Begitu tiba, tidak jauh dengan nuansa lainnya. Banyak wisatawan yang mengunjungi Nara. Pergi memberi makan rusa sopan yang pandai menjawab salam ala Jepang. Sambil berjalan menikmati kuil dan mencoba Udon Nara dengan nuansa sepi ditengah hutan.

Hingga aku berjalan sedikit kearah satu jalan dan kudapati diriku sudah berjalan menyusuri hutan Nara. Sejenis pergerakan dengan tracking yang tidak terlalu jauh mungkin sekitar 1-2 kilo. Berjalan kaki sambil melihat pepohonan dengan nuansa hutan dan tempat ibadah di beberapa lokasi.

Kusapa Nara dan kudapati Nara menyapa balik. Berjumpa dengan banyak rusa yang ramah dan ada pula yang aggresif. Merasa flat dengan udon bening ditengah wisatawan yang penasaran. Kemudian menemukan satu hutan Nara. Tenang sekali.

Bagaimana perasaanmu, mengenai Hutan Nara?

Kudapati diriku mewarnai kuku dengan coklat dan hijau. Hingga sampai di hutan Nara, kusentuh pepohonan dan menyadari bahwa tanganku menyambut serta berupaya untuk menyatukan frekuensi sama dengan sekitarnya. Seketika, hati dan pikiranku merasa dipaksa beristirahat sejenak. Melihat kembali, apa yang terjadi belakangan. Bagaimana aku memberikan respon terhadap apa yang terjadi? Dan berupaya melawan dunia untuk merasakan ketenangan.

Berjalanan sendirian didalam hutan Nara, membuatku sedikit takut namun memberikan waktu untuk segalanya bergerak dengan senatural mungkin. Begitu banyak penolakan untuk hal yang tidak bisa diterima dan kemudian disadarkan dengan beberapa momen sekelebat yang entah kenapa kurasakan saat berada di Hutan Nara.

Ada perasaan bahwa segala perjuangan dan penolakan akan apa yang terjadi tidak sesuai kehendakku justru hanya membuatku lelah. Dan memaksakan apa yang tidak ditakdirkan untukku. Dengan segala kelemahanku sebagai manusia, yang hanya memaksakan kehendak padahal semesta dengan baik hati membantu mengeliminasi. Serta memberi ujian yang membuatku makin kuat.

Ini semua kudapati dari nuansa Nara.



Mengapa Nara begitu memberi kesan padamu?

Aku tidak pernah merasa Jepang akan menjadi satu perjalananku di tahun 2024. Sangat kuinginkan di awal tahun dan kemudian terjadi di bulan September 2024. Karena Nara dan Osaka telah disetujui oleh semesta untuk kuterima.

Kemudian kutanyakan kembali. Kenapa aku begitu memaksakan apa yang sudah pergi saat itu dan tidak kuterima dengan mudah? Bukan karena tidak berupaya. Namun, itu bukan sesuatu yang kubutuhkan dan tidak ditakdirkan untukku seorang.

Tidak pernah dengan mudah diterima jika bukan untukmu. Hanya penghalang satu dan muncul kembali satu di kemudian hari, jika dipastikan itu bukan untukmu. Menyerahlah demi kebaikanmu. Dan kudapati angel number 2112, dan seketika segala instingku memberi arah dan masukan terhadap sesuatu. Dengan begitu dalam.


Thankyou, Nara.

Dengan segala perasaan yang hadir disaat menyusuri Nara, kudapati diriku sudah berjuang keras menghadapi sekitar. Berupaya keras, hingga melupakan diriku sendiri. Perjuangan yang sekiranya kuanggap untuk diriku, justru tak jarang mengerogoti dari dalam. Kuputuskan waktu itu untuk beristirahat sejenak dan kembali bergerak disaat yang tepat.

Bergeraklah sekitarku dan kuucapkan terimakasih kepada semesta. Segala keinginan tentang Jepang dan memberikan kesempatan melihat Nara. Dengan nuansa mencari ketenangan hati dan pikiran. Diriku terobati dengan menyentuh pepohonan, berupaya mengalirkan emosi amarah yang bersarang didalam diri.

Tidak menerima apapun yang telah terjadi. Dan lupa memberikan kesempatan kepada hal baik lainnya untuk datang dan memberikan kehangatan lainnya. Sempat kututup dengan rapat dan kuputuskan untuk melihat indahnya dunia bersama hal yang sempurna bagiku di masa depan. Thankyou again, Nara.

With love, Asri Vitaloka.

Tidak bermaksud galau, tapi sebelumnya aku sempat menuliskan "Kau Akan Baik-Baik Saja" dan berharap dengan membacanya mungkin relate sama kamu yang sedang tidak baik-baik saja kemudian berharap melihat kembali untuk segala yang telah dilalui. Tapi, berakhir dengan baik-baik saja.

Kemudian, aku bakalan cerita lagi ya tentang beberapa hal Osaka, Hanoi, dan Bangkok versi aku. Note: kalau lagi ga dikejar target korporat ya. Hehe.

Saturday, December 14, 2024

KAU AKAN BAIK-BAIK SAJA

 

Kuakui bahwa sempat tersirat kebingungan akan sebenarnya apa yang sedang dikejar? Bagaimana memastikan apa yang kau lakukan tepat dan tidak sia sia. Ditengah banyak keraguan terhadap apa yang akan terjadi terhadap momen, orang, dan sekitar. Dan aku lumayan

Jika seseorang menyukaimu namun tak ingin bersama, maka kau bukan yang diinginkan. Setiap pertanyaan dan keputusan, semua didasari oleh apa yang ada disekitar dan tertanam didalam alam bawah sadarmu. Dirimu akan sangat mempercayai satu keputusan yang dirasa sangat betul. Padahal, jika dipikirkan orang lain maka belum tentu benar.

Ada beberapa pertanyaan, yang tetiba menjadi dasar dan dirasa penting dalam perjalananku setelah tinggal di luar rumah.

Apa yang sesungguhnya penting dalam hidupmu?

Dengan lantang kujawab diriku sendiri. Tak sedikit, orang-orang memberi komentar kepada orang lain. Merasa sikapnya benar dan orang lain salah. Padahal jika sudah bisa membaca, merasakan, dan mulai dapat menjadi orang lain. Pasti selalu ada jawaban dari semuanya.

Dan semua respon, reaksi, dan komentar muncul dari alam bawah sadar yang sudah ditanam dan dipanen dari hasil bibit DNA serta lingkungan yang membentukmu.

Sebutkan, apa mimpimu sesungguhnya?

Belakangan kutak bermimpi lagi. Realita kehidupan orang dewasa, konon katanya mematikan mimpi-mimpi ditengah segala rutinitas dan kewajiban yang harus diselesaikan. Satu-satunya mimpi yang ada disaat tidur dengan harapan mimpi tersebut bukan sesuatu yang benar dan bisa terjadi di kemudian hari.

Terlepas dari itu ada yang bermimpi ingin menjadi seorang ibu, seorang wanita karir, dan masih banyak lagi. Mungkin aku bermimpi,”Bisa menjalani hidup secara maksimal dan mengupayakan apa yang kuinginkan dengan berpasrah pada tujuan ku pada akhirnya”.

Karena terlepas dari mimpi yang diinginkan? Apakah tidak pernah terbesit, sesungguhnya kehadiranmu di dunia ini untuk membawa apa. Aku terkadang penasaran. Tidak akan pernah berhasil walau diupayakan, jika memang itu bukan untukmu.


Apakah kamu puas dengan pencapaianmu saat ini?

Kupahami bahwa dengan segala kesempatan yang terbuka luas. Akan selalu ada momen bahwa seharusnya aku yang berada disana namun kenapa malah orang lain? Tapi, percayalah anda. Aku salah satu orang yang terlihat obsesi, tetapi di satu sisi jarang merasa ingin memiliki pencapaian orang. Seberapa gemilang pencapaiannya. Terkadang rasa Ikhlas, dengan rasa tak mampu tidak berbeda jauh.

Sunday, August 25, 2024

WHAT IS IMPORTANT FOR YOU?

 

Belakangan ada hal-hal yang akhirnya berhasil aku pikirkan ditengah sekian banyak pikiran yang terkuras dan energi yang habis digerogoti oleh pekerjaan serta masalah hati. Baru mulai aja sudah bawa hati ya?

Kesempatan lalu, aku berhasil mendapatkan sebuah jadwal pelatihan di rumah. Ya, di Lombok. Akhirnya, ini kali kesekian aku dinas dan bisa pulang. Berjumpa satu dua kali dengan bapak dan mama. Dan terakhir, bahkan berjumpa dengan mantan. Kadang lucu dan lawak ya jalan hidup. Terlepas dari hepticnya mood swing dengan mantan. Aku ingin menuliskan beberapa hal yang kurasa penting saat berbicara berdua dengan bapak.

Semua Menua Dengan Indah

Kulihat mata lelah bapak di bawah cahaya lampu saat malam itu. Bahkan tak terlihat dikala terang. Hingga akhirnya aku bisa melihat dengan jelas justru disaat berbicara dengan beliau di kala malam saat berada dirumah. Beliau menua dengan indah. Aku tahu banyak yang mungkin berjalan tak sesuai dengan keinginannya, namun beliau bertahan.

Di kesempatan lalu, aku pun sempat merasa akan kehabisan waktu. Berdiri sendiri tanpa pasangan dan keluarga disekitar. Merasakan waktu seakan terhimpit dan mulai menunjukkan ujungnya, padahal sesungguhnya tidak. Mulai kutelaah apa yang sudah kulakukan dan apa yang belum sempat kulakukan. Hingga akhirnya kurasakan setiap perjalanan orang berbeda dengan segala ego, pilihan prioritasnya, dan juga jalan hidupnya.

Dengan setiap detik waktu yang tidak dapat mundur, maka dipastikan akan ada orang yang hanya bisa melihat kembali ke masa lalu namun tak dapat kembali. Berupaya bahagia dan menjalani sisa hari serta waktunya dengan sepenuh hati. Apapun yang terjadi. 


Kenangan Membawa Ingatan Akan Rindu

Sepanjang perjalanan menuju bandara, tak kusangka bapak menceritakan beberapa kisah masa kecilku. Dimana aku hanya anak kecil pertamanya dengan segala kebahagiaan yang masih diingatnya. Beliau mulai menceritakan bagaimana anak kecil itu berupaya mencari perhatian kedua orang tuanya. Juga mengingat bagaimana kenakalanku waktu itu. Dan hal detail lainnya.

Tuesday, July 23, 2024

LOUSING SOMEONE

Hei, let’s talk about lousing someone. Hanya ingin berharap, satu diantara kalian yang sedang membaca tulisan ini akhirnya menemukan dan menyadari cara menangani sebuah kehilangan. Tak seperti kehilangan barang, kehilangan seseorang menjadi hal yang berbeda. Pada akhirnya, kusadari when you get a periode for a lousing someone maka yang bisa kau lakukan hanya menunggu. Memberi ruang dan waktu hingga dirimu kembali terbiasa.

Let’s get some advice! Tinggal sendirian di sebuah kota asing, untuk fokus bekerja, dan hanya ditemani oleh kawan-kawan tanpa pasangan bahkan keluarga dekat. Kau akan mendapati dirimu kembali memikirkan banyak hal. Hal-hal yang tidak pernah terpikir disaat kau sedang berada di keramaian.

Hai, Friends!

Dulu, paling menyakitkan adalah kehilangan barang. Barang kesayangan. Namun, semakin dewasa semakin merasa barang hanyalah barang. Tapi, berbeda rasa jika itu mengenai seseorang. Orang-orang yang berada disekitarmu. Memberikanmu dukungan bahkan melebihi keluarga dekatmu. Sebut saja seseorang atau banyak orang yang dikenal dengan sahabat.

Kuingat semasa ikut konser di pulau Bali dan kudapati bahwa seseorang terdekat. Begitu dekat. Telah berpulang dan sudah tidak berada di ruang serta masa yang sama. Saking frustasinya, hingga aku berharap bisa mengirimkan pesan di whatsapp dengan berharap ia dapat membacanya. Tapi, tentu saja itu tak bisa.

Hingga aku tiba di pemikiran. Aku menerima segala perpisahan dengan rekan, teman, sahabat. Menjadi asing lebih dapat diterima dibandingkan harus berpisah, tidak bisa berjumpa atau melihatnya kembali di masa serta ruang yang sama. Nice to ever know you before.

Hai, You.

Ada pribadi-pribadi yang kurang mendapatkan cinta dari dalam rumahnya. Merasakan rasa cinta kasih dari orang luar. Begitu asing, namun menjadi dekat hanya dari perasaan suka dan rasa menginginkan lebih. Berharap menjalin sebuah hubungan jangka panjang. Tapi berakhir dengan sebuah keputusan,”tidak bisa bersama”.

Ada perpisahan. Ada yang disengaja. Ada yang untuk kebaikan. Tidak punya kekuatan dan momen untuk mengatur bahwa perpisahan harus terjadi. Masih dalam dunia yang sama, hanya telah selesai tugas dan tanggung jawabnya dalam menjalani kisah bersama. Ada.

Hai, Ex Boyfriend.

Sebagai wanita yang pernah merasa belum pantas untuk mendapatkan kehidupan lebih lanjut selayaknya wanita. Kuputuskan untuk menjalani kisah cinta dan suka cita dengan rasa yang dalam tapi tidak begitu dalam. Hingga akhirnya waktu berjalan lambat namun pasti. Meninggalkan banyak kenangan hampir empat tahun dalam jalinan yang disebut sepasang kekasih. Kembali harus merasakan perpisahan lagi. Berharap tak meninggalkan luka, justru banyak memberi pelajaran.