Sunday, August 25, 2024

WHAT IS IMPORTANT FOR YOU?

 

Belakangan ada hal-hal yang akhirnya berhasil aku pikirkan ditengah sekian banyak pikiran yang terkuras dan energi yang habis digerogoti oleh pekerjaan serta masalah hati. Baru mulai aja sudah bawa hati ya?

Kesempatan lalu, aku berhasil mendapatkan sebuah jadwal pelatihan di rumah. Ya, di Lombok. Akhirnya, ini kali kesekian aku dinas dan bisa pulang. Berjumpa satu dua kali dengan bapak dan mama. Dan terakhir, bahkan berjumpa dengan mantan. Kadang lucu dan lawak ya jalan hidup. Terlepas dari hepticnya mood swing dengan mantan. Aku ingin menuliskan beberapa hal yang kurasa penting saat berbicara berdua dengan bapak.

Semua Menua Dengan Indah

Kulihat mata lelah bapak di bawah cahaya lampu saat malam itu. Bahkan tak terlihat dikala terang. Hingga akhirnya aku bisa melihat dengan jelas justru disaat berbicara dengan beliau di kala malam saat berada dirumah. Beliau menua dengan indah. Aku tahu banyak yang mungkin berjalan tak sesuai dengan keinginannya, namun beliau bertahan.

Di kesempatan lalu, aku pun sempat merasa akan kehabisan waktu. Berdiri sendiri tanpa pasangan dan keluarga disekitar. Merasakan waktu seakan terhimpit dan mulai menunjukkan ujungnya, padahal sesungguhnya tidak. Mulai kutelaah apa yang sudah kulakukan dan apa yang belum sempat kulakukan. Hingga akhirnya kurasakan setiap perjalanan orang berbeda dengan segala ego, pilihan prioritasnya, dan juga jalan hidupnya.

Dengan setiap detik waktu yang tidak dapat mundur, maka dipastikan akan ada orang yang hanya bisa melihat kembali ke masa lalu namun tak dapat kembali. Berupaya bahagia dan menjalani sisa hari serta waktunya dengan sepenuh hati. Apapun yang terjadi. 


Kenangan Membawa Ingatan Akan Rindu

Sepanjang perjalanan menuju bandara, tak kusangka bapak menceritakan beberapa kisah masa kecilku. Dimana aku hanya anak kecil pertamanya dengan segala kebahagiaan yang masih diingatnya. Beliau mulai menceritakan bagaimana anak kecil itu berupaya mencari perhatian kedua orang tuanya. Juga mengingat bagaimana kenakalanku waktu itu. Dan hal detail lainnya.

Entah kenapa, akupun menyadari. Jauh sebelum usiaku saat ini, aku hidup dengan segala penerawangan ke masa depan. Apa yang akan aku lakukan? Apa yang aku lewatkan? Dan apa yang harus kupersiapkan? Tak disangka, aku melupakan apa yang saat ini sedang kurasakan? Dimana dan bersama siapa aku saat ini? Hingga tak terasa hanya sedikit kenangan yang dirasakan pada momennya.

Kenangan membawa ingatan akan rindu pada saat itu. Tak dapat kembali. Dengan segala keterbatasan ingatan manusia, aku berterimakasih pada foto-foto yang menahan momen tersebut. Terimakasih segala kenangan yang sudah diberikan bapak, anakmu sangat rindu & mengangumimu. 



Keluarga & Orang Terdekat.

Tak sekali bapak mengatakan,”Iya juga ya, kamu ngapain juga pulang kerumah”. Aku tau, ditengah keinginannya untuk melihat anaknya pulang. Bapakku tahu bahwa perjuanganku belum selesai. Lebih indah berjauhan dengan segala kedamaian dan keleluasaan yang bisa kulakukan. Bukannya tak ingin pulang, aku berharap masih diberikan waktu untuk bergerak lebih luas.

Di tempat perantauan, kudapati diriku menemukan beragam orang yang tak kujumpai jika berada di rumah. Merasakan diriku mendapati emosi lebih dekat daripada keluarga. Beberapa pernah menjadi pasangan dan sisanya menjadi sahabat yang sangat dekat.

Ditengah pencarianku untuk merasakan arti sebuah keluarga. Akhirnya kudapati diriku menyadari bahwa ada hati lain yang pernah singgah dan seakan berupaya mengambil tempat kembali. Si jauh namun orang terdekat, thankyou.

 

So, What is Important For You?

Hingga saat ini aku mungkin masih mencari apa yang penting. Pernah kudapati diriku begitu lelah menjalani dunia pekerjaan. Hingga banyak orang merasa aku sangat fokus dan terobsesi. Tapi, tidak. Aku hanya menjalani secara maksimal apapun yang ada didepanku. Termasuk pekerjaanku saat ini.

Ditengah segala kelelahan hati dan pikiran terhadap pekerjaan, orang terdekat, dan keluarga kudapati apa yang penting bagiku. Yaitu diriku sendiri. Dengan segala waktu yang terus berjalan, kenangan baik buruk yang berjalanan beriringan, serta keluarga dan orang silih berganti menjadi orang terdekat maka kuputuskan untuk menyelesaikan diriku sendiri lebih dahulu.

Kemudian ringanlah dalam menjalani hidup. Lakukan apapun keinginanmu. Cukupkanlah dirimu, hingga kau siap untuk memberikan kebahagian bagi orang lainnya. Ini bukan tentang materi, bukan tentang karir, dan pendidikan. Bisa saja ini tentang kesiapan, ketenangan hati, dan keikhlasan. Ikhlas dalam menjalani apapun yang tidak terlihat ujungnya.

Thankyou | Asri Vitaloka.

Tuesday, July 23, 2024

LOUSING SOMEONE

Hei, let’s talk about lousing someone. Hanya ingin berharap, satu diantara kalian yang sedang membaca tulisan ini akhirnya menemukan dan menyadari cara menangani sebuah kehilangan. Tak seperti kehilangan barang, kehilangan seseorang menjadi hal yang berbeda. Pada akhirnya, kusadari when you get a periode for a lousing someone maka yang bisa kau lakukan hanya menunggu. Memberi ruang dan waktu hingga dirimu kembali terbiasa.

Let’s get some advice! Tinggal sendirian di sebuah kota asing, untuk fokus bekerja, dan hanya ditemani oleh kawan-kawan tanpa pasangan bahkan keluarga dekat. Kau akan mendapati dirimu kembali memikirkan banyak hal. Hal-hal yang tidak pernah terpikir disaat kau sedang berada di keramaian.

Hai, Friends!

Dulu, paling menyakitkan adalah kehilangan barang. Barang kesayangan. Namun, semakin dewasa semakin merasa barang hanyalah barang. Tapi, berbeda rasa jika itu mengenai seseorang. Orang-orang yang berada disekitarmu. Memberikanmu dukungan bahkan melebihi keluarga dekatmu. Sebut saja seseorang atau banyak orang yang dikenal dengan sahabat.

Kuingat semasa ikut konser di pulau Bali dan kudapati bahwa seseorang terdekat. Begitu dekat. Telah berpulang dan sudah tidak berada di ruang serta masa yang sama. Saking frustasinya, hingga aku berharap bisa mengirimkan pesan di whatsapp dengan berharap ia dapat membacanya. Tapi, tentu saja itu tak bisa.

Hingga aku tiba di pemikiran. Aku menerima segala perpisahan dengan rekan, teman, sahabat. Menjadi asing lebih dapat diterima dibandingkan harus berpisah, tidak bisa berjumpa atau melihatnya kembali di masa serta ruang yang sama. Nice to ever know you before.

Hai, You.

Ada pribadi-pribadi yang kurang mendapatkan cinta dari dalam rumahnya. Merasakan rasa cinta kasih dari orang luar. Begitu asing, namun menjadi dekat hanya dari perasaan suka dan rasa menginginkan lebih. Berharap menjalin sebuah hubungan jangka panjang. Tapi berakhir dengan sebuah keputusan,”tidak bisa bersama”.

Ada perpisahan. Ada yang disengaja. Ada yang untuk kebaikan. Tidak punya kekuatan dan momen untuk mengatur bahwa perpisahan harus terjadi. Masih dalam dunia yang sama, hanya telah selesai tugas dan tanggung jawabnya dalam menjalani kisah bersama. Ada.

Hai, Ex Boyfriend.

Sebagai wanita yang pernah merasa belum pantas untuk mendapatkan kehidupan lebih lanjut selayaknya wanita. Kuputuskan untuk menjalani kisah cinta dan suka cita dengan rasa yang dalam tapi tidak begitu dalam. Hingga akhirnya waktu berjalan lambat namun pasti. Meninggalkan banyak kenangan hampir empat tahun dalam jalinan yang disebut sepasang kekasih. Kembali harus merasakan perpisahan lagi. Berharap tak meninggalkan luka, justru banyak memberi pelajaran.

Sunday, June 30, 2024

Counting Down 32 Years Old


 Oh, Mo. Nulisnya deg-degan. Sekitar empat bulan kedepan aku akan menyentuh satu angka lagi. Bertambahlah usiaku. Good days start here. Setiap momen, setiap langkah, dan setiap rencana tak terduga tak akan pernah muncul serta terjadi tanpa ada alasannya.

Yak. Satu usia dimana dari dulu aku disuru untuk mencari satu hobby dan kesibukan. Ops, kau temukan dirimu ternyata tak hanya menemukan satu.Tapi banyak. Thankyu you. Thankyu for the moments.

Setiap kali kurasakan diriku tak kemana-mana. Kudapati kemudian bahwa diriku hanya bosan. Begitu agak lenggang sedikit, mulai menyerah dan mendapati diri overthingking berlebih. Tapi kusempatkan diriku untuk mengingat sudah melakukan apa saja. Dan mendapatkan apa saja. Jadi, mari mulai membahas hal-hal yang mungkin belum tentu penting bagimu tapi memberi kesan berbeda padaku.

YES FOR LICENSE DIVING

Sejak tahun 2016, sudah mulai kudapati bahwa diriku penasaran terhadap alam bawah laut. Mendapati diri mulai mencoba snorkling hingga akhirnya tak pernah berhasil melakukan free diving. Efek kurangnya mencari tau dan latihan. Akhirnya kudapati, di akhir tahun 2023 sebuah momen dimana aku mencoba untuk fun diving dengan buddy tanpa license. Hingga akhirnya beberapa bulan kemudian kuputuskan mengambil license di tempat yang sama. Thankyou Tulamben.

Jujur ya. Diakui saja. Momen patah hati itu luar biasa. Kau mendapatkan satu momen patah hati dan boom! Kau dapati dirimu mulai merasa bisa mendapatkan apapun yang kau mau. Mencoba apapun. Salah satunya hingga kau menemukan apa yang kausukai.



SEKOLAH S2

Kalau yang ini agak berbeda ya. Sudah ada juga muncul keinginannya, emang belum kesampaian aja. Hingga akhirnya ada satu kawan jauh mengajak untuk sekolah dan boom! Kudapati diriku sudah melewati satu semester dengan jatuh bangun dan mendapatkan nilai sempurna. Pernah ga tuh, lagi holiday dan kau dapati sebagian harimu dihabiskan di hotel untuk mengerjakan tugas? Ya, itu aku. Dan parahnya aku ngga papa. Malah happy.

Tuesday, June 25, 2024

Karirnya si Aku

 

Hi, namaku Asri Vitaloka. Sebuah nama yang kusingkat dalam sebuah branding diri hingga bermunculan di berbagai media sosial yang kumiliki. Tak jauh dari saat ini, aku akan berusia 32 tahun. Menunggu beberapa bulan yang seakan terjadi di keesokan hari. Berupaya menciptakan perjalanan karir yang terlihat dalam sebuah branding sederhana dan balutan nama "Asri Vitaloka".

Single, no children, just career and my friends.

Tidak hanya sekali kutuliskan sebuah tulisan dengan wanita dan pilihan hidupnya. Hingga beberapa waktu belakangan aku kembali menemukan beberapa saran mengenai pilihan hidup. Tak akan diberikan pilihan, jika dirimu merasa bahwa tak ada pilihan lainnya hingga kau menjalani sesuatu yang berbeda. Rasa senang, lelah, emosi dan perasaan campur aduk yang akan dialami jika kau mendapati dirimu harus mendalami peran dalam karir hingga bahkan peran dalam memimpin sesuatu. Memastikannya berjalan dengan benar, dan tanpa cela. Tapi, tentu saja itu terkadang terasa tak mungkin.

Kutakutkan menjadi orang yang tak berguna.

Berkarir dalam hampir 10 tahun entah dimanapun tempatnya. Baru kusadari bahwa aku takut menjadi tidak berguna. Sesungguhnya, ini menghasilkan kelelahan dalam fisik dan mental. Selalu berupaya memberikan sesuatu. Dikala badan dan pikiranmu meminta istirahat. Akan ada tim, momen, dan pekerjaan yang selalu mengejarmu. Bahkan diriku merasakan sungguh bersalah jika harus berdiam diri. Merasa tak pernah cukup, walaupun sudah mengerahkan semuanya.

Dan percayalah, dirimu sudah melakukan semaksimalnya. Jika waktumu sudah tak sanggup lagi menanggung upayamu, jerih payahmu. Maka kukatakan, kau sudah mengerahkan semuanya.