Monday, July 24, 2023

HAY, SPORE!


 Sebenarnya aku ngga tau lagi mau nulis apa ya. Belakangan foto yang didapat bagus dan editannya masih OK, hanya saja tidak banyak gairah yang tersisa untuk menuliskannya di blog.

Mungkin kata-kata “Hay, Spore!” akan bagus sebagai awal judul tulisan agar semangat digarap ya. Kalau bisa kuucapkan dalam tiga kata perjalanan kemarin, yaitu Nekat, Gila, dan Sendiri. Nekat, karena hanya perkara mau ngisi buku paspor dimana tahun depan sudah habis masa berlakunya. Gila, kubilang ya karena tanpa pikir panjang bener-bener berangkat dengan modal searching itenary. Dan sendiri, karena kurasa ini jadi salah satu momen buat aku mengenal diriku.

Dalam sebuah perjalanan karir, percintaan, dan pertemanan akan ada yang namanya hidup dan ceria, serta berganti dan menderita. Pernah berada dalam jalan takdir dan terus bergerak sebagai pelaku kehidupan? Seakan tidak punya pengaruh dan kendali pada hidupmu sendiri. Sebelum aku berangkat ke Singapore waktu lalu, aku menyempatkan diriku untuk menemui seorang psikolog. Dan tak kusangka aku akan mendapatkan kata-kata,”Ini adalah saatnya seorang Asri mengenal dirinya sendiri”.


WHERE ARE YOU, FOOD?

Ada yang mengatakan kalau ingin mengenal dan memanjakan dirimu, bisa melalui makanan, perawatan tubuh, atau hadiah. Kesempatan untuk berlibur sendiri dan mengenal diri jadi kuhabiskan dengan apa yang akan aku temui, apa yang akan aku sukai, dan di pikiranku yang pertama adalah makanan.

Where are you, food? Sudah nyarinya susah. Pergi sendiri, tanpa guide, dan tidak ada teman yang bisa diajak memilih makanan. Alhasil, segala tempat di itenary yang berhasil ditemui bisa dicoba dan bersyukur mendapat bonus dengan makanan yang sesuai selera.

 


Saturday, February 4, 2023

MAKANAN ENAK ALA KOTA KUPANG

 

Capture dari IG @yukikutmakan

Sebut saja kehidupan masing-masing orang berbeda. Sebut saja setiap orang memiliki cara penanganan yang berbeda untuk bisa bertahan menghadapi kehidupannya. Sesederhana seseorang memilih makanannya dan membentuk hidup sehatnya masing-masing. Pilihan makanan, bentuk badan, dan cara seseorang mengatur pola makan tidak sama untuk setiap orang.

Percayalah, semua orang selalu ingin memilih yang terbaik untuk diri dan badannya. Hanya saja, tidak semua bisa bertahan dijalan yang sehat entah versi ahli gizi, versi ahli diet, atau versi teman sebelahnya. Tapi, terlepas dengan judul “Makanan enak ala kota Kupang” aku ingin memberikan apa yang menurut anak rantau pulau Rote idamkan saat berada di Kota Kupang.

Perjalanan Rote – Kupang yang hanya beberapa jam dengan kapal cepat, atau setengah jam menggunakan pesawat menjadi perjalanan yang dinantikan. Terlebih dirimu yang menginginkan jualan makanan dengan cita rasa yang beragam ya. Oke, jadi di kesempatan terakhir di kota Kupang tentunya tak kulewatkan kesempatan untuk mendapatkan makanan yang beragam. Inilah dia enam makanan terpilih yang dapat kunikmati dalam dua hari di Kota Kupang. Jangan dilewatkan ya, siapa tau cocok dengan seleramu.


SENSASI PEDAS WARUNG MAKAN LESEHAN RINJANI

Buat dirimu pencinta makanan pedas dan cenderung berminyak bisa merasakan makanan khas Lombok di Warung Makan Lesehan Rinjani. Lokasinya ada di wilayah Bonipoi, tepat di depan Masjid Al Ikhlas dan sangat menyenangkan jika pergi ke lokasi tersebut. Tidak berada di pinggir jalan yang penuh dengan keramaian, namun untuk pergi kesana menggunakan mobil agak sedikit kesulitan saat parkir.

Sewaktu aku pergi kesana, terdapat beragam makanan seperti ayam suir, sapi suir, ayam pedas, perkedel, pelecing dan beberuk serta beragam makanan dengan cara masak yang khas masakan Lombok. Dijamin ya kalau kesana pilih makanannya akan susah. Asal tunjuk dan terjadilah piring makanan sudah penuh dengan lauk yang dipilih.

Bagi anak rantau yang berasal dari Lombok, kalian akan merasakan masakan rumah dengan cita rasa khas padahal masih berada di NTT. Setidaknya meredakan rindu masakan rumah yang belum didapatkan jika belum sempat mudik di waktu kosong.

 

SUSHI ALA ALA SUSHI BOS PARADOX

Beralih dari makan siang memakan makanan yang full dengan nasi dan lauk lengkapnya, tentunya sore hari menjadi pilihan yang pas untuk nyemilin sushi. Belum dapat melancong ke Sushi Tei, sebenarnya ada beberapa pilihan yang bisa dipilih seperti Sushi Boss Paradox atau Sushi Peco-Peco ya. Tapi aku memilih Sushi Bos biar bisa sembari minum kopi cantik di Paradox Café. Lokasinya bersebelahan dengan Mall Ramayana, tersedia parkiran mobil dan motor, dan juga menawarkan view kota banget buat anak rantau pulau kaya aku.

Monday, October 24, 2022

TURNING 30!

Katanya umur hanyalah sebuah angka. Bagiku? Tidak. Aku pernah kok salah nyebut umurku. Bagiku momen ulang tahun itu penting, seakan menjadi satu belokan dan satu patahan yang akan membawa cerita sehari-harimu akan menjadi lebih berwarna dari sebelumnya. Kupasrahkan dengan umurku yang sudah bukan 20an dan ternyata kini sudah menyentuh angka 30 tahun.

Bukanlah seseorang yang muda lagi dan kuputuskan dengan segala kejadian bahwa kuharap kudapat “Enjoy the moment, find close family, and please being the winner”!

Walaupun di blog terupdate di tanggal 24 Oktober, namun sesungguhnya kubenar-benar menulis sekitar satu bulan setelahnya. Banyak perasaan bahagia yang kudapatkan di bulan Oktober. Sesuatu yang ingin dituliskan segera namun ternyata tidak mudah sodara-sodara.

ENJOY THE MOMENT.

Boleh ngga sih agak mundur sedikit? Dalam setahun belakangan aku sudah kembali ke Rote dan entah karna begitu padat atau apa. Tapi 10 bulan di Rote cuma berasa ngedip aja. Satu momen, dua momen, dan banyak momen melelahkan, menyenangkan, dan menyedihkan terjadi silih berganti. Hingga tak rasa sudah sampai di titik saat ini.

Kurasa bertubi-tubi banget kejadian pada bulan Oktober ini. Ada kali aku cuma 7 hari saja masuk kantor dan sisanya kuhabiskan dengan kegiatan kantor, cuti seminggu, ulang tahun, serta mendapatkan penghargaan. Kawan, rekan kerja, dan pasangan. Semua silih berganti berada di sekitar diri untuk memberi warna pada saat itu, hari itu, dan belum tentu bisa membuat kejadian sama pada hari berikutnya.

Sunday, July 31, 2022

SATU DUA TIGA

 

Ada kala dimana kamu punya waktu merenung sangat banyak. Lebih dari satu minggu berdiam diri di sebuah pulau tak banyak penduduk, dimana tempat tinggalmu pun tak ada kehidupan. Sayup-sayup terdengar hanya suara jedag jedug musik dikejauhan yang ada.

Satu orang, dua momen, tiga barang. Ditengah seruputan kopi manis dingin dengan gelas cantik dan berusaha mempertahankan emosi serta pikiran yang tidak bisa dikelola. Betapa menyenangkannya berada di suatu tempat dengan orang yang dikasihi, tapi apa tetap bisa dipertahankan tanpa ada rasa sedih didalamnya?

 

Sebenarnya pengen banget nulis sesuatu dan kebetulan intro diatas sudah sempat ada tapi belum dilanjutkan. Jadi, malam ini aku coba buat nulis sesuatu ya. Ditengah judul “Satu Dua Tiga”. Begitu abstrak dan begitu random. Jika bisa dituliskan dalam sebuah kata-kata mutiara, yaitu satu orang, dua momen, dan tiga barang. Kira-kira apa yang akan terbersit di pikiranmu?

SATU ORANG.

Kalau terbersit pertama kali setelah pertanyaan datang, yaitu siapakah satu orang yang terbersit saat ini didalam pikiranmu? Pasti ada yang menyebutkan orang tua, saudara, anak (kalau sudah ada), atau pasangan. Mungkin suami, atau pacar karna belum menikah. Dan kalau terbersit orang lain dipikiranku aneh kan ya. Jadi, jelas akan kujawab,”Pacarku kutu kuwir”.

Satu orang yang jadi pelampiasan di semua momen senang, menyebalkan, sedih, dan terharu. Dilimpahkan dalam momen paling banyak di video call. Terimakasih untuk menjadi satu orang dalam waktu beberapa tahun belakangan.


Menurutku pertanyaan satu orang itu sederhana. Namun tak akan mudah jika menjadi satu orang paling berpengaruh, paling terpilih, dan hanya bisa satu orang. Jika menjawab orang tua, maka mereka berdua. Jika saudara, terkadang pulak tak hanya satu. Namun, jika pasangan seyogyanya hanyalah satu orang belaka.

DUA MOMEN.

Setelah satu orang dan kemudian beralih menjadi dua momen. Apa yang akan kamu katakan jika diminta untuk menyebutkan dua momen yang paling tak terlupakan dan selalu dirindukan didalam hidupmu belakangan ini? Apakah susah untuk menjawabnya?

Sunday, April 24, 2022

Almost 30 Tahun

Pernah merasa di satu momen mendadak merasa hidupmu penuh berkah? Nangis-nangis deh terharu penuh haru dalam bahagia dalam satu waktu. Tapi, ngga terelakan ada rasa sedih sedikit didalam suasana mendadak pada siang yang panas waktu itu. Kenapa?

Satu sisi kamu merasa hidupmu lengkap dan diberkati, tetapi di satu sisi kamu merasa ada yang dikorbankan dan ada yang berubah. Berubah baik dalam situasi sekitar, kebersamaan bersama teman se-frekuensi, bahkan keinginanmu mendadak serasa sudah berbeda level dalam makna positif. Di hari itu, entah sejak kapan. Dan tidak sadar kapan proses perubahannya terjadi?

Walaupun judul tulisan ini adalah “Almost 30 Tahun” ini ngga lebih dari aku yang ngga tau mau nulis judul apa dan merasa sudah sangat jarang menulis. Namun, besar rasa hati ingin membuat sebuah tulisan dimana ini harus ditulis sesegera mungkin dan saat ini juga. 

Jadi, tulisan kali ini terkait kejujuran hati seorang penulis blog dimana merasa hidupnya berubah sangat cepat hingga ada perasaan padahal waktu kosongnya banyak tapi serasa ngga ngedip dan harus ready apapun yang akan terjadi saat ini juga setelah ini.


11 BULAN DI PULAU SUMBA.

Sempatkan diriku menyebut,”Terimakasih, Sumba”. Beragam pengalaman baik secara pekerjaan di perusahaan dan rasa hati saat berjalan mengelilingi jalanan di pulau tersebut. Kudapati diriku tak lagi menggunakan tas serba ada dan berisikan obeng tang untuk memudahkan pekerjaan. Namun, berubah dengan pakaian serba rapi untuk menyapa banyak orang di berbagai kantor dan kalangan dalam satu tugas pekerjaan, yaitu meyakinkan pelanggan.


Tau gitu barang-barang kusimpan tahan aja di pulau Rote ya kalau tau akan kembali lagi dalam waktu yang tidak jauh. Tidak ada yang pernah menyangka.

Monday, December 13, 2021

POTRET SUMBA

 

Waktu lalu aku mendapatkan kesempatan untuk melihat Sumba saat hujan. Basah sebasah-basahnya, dengan kabut yang seperti asap bakar sampah, juga sedikit gelap di sekitar hutan lindung karna matahari yang terhalang awan tebal. Tipis-tipis terlihat kilas warna Pelangi setelah hujan, memberi warna di tengah langit yang rada kelabu. Ketangkap kamera pun tidak, maklum sensor kameranya kurang. Tapi tentunya tertangkap mata samar-samar. Tipis, tapi masih ada.

Sebuah perjalanan Waingapu-Waitabula dimana menghabiskan waktu hampir 4 jam disaat santai. Dan Oktober sd Desember ini waktu yang tepat untuk melihat potret Sumba di waktu hijau. Hijau pemandangan dengan satu dua waktu akan terlihat burung gagak hitam dan terkadang burung ekor putih terbang didepan anda.

Sudah pernah mengikuti travelling di pulau Sumba, tentunya anda akan melihat banyak perjalanan menuju perbukitan, air terjun, atau pantai menggunakan mobil. Saatnya kuberikan sekilas cuplikan Sumba ya hanya dengan 3 sampai 4 jam perjalanan anda sudah dapat menikmati pemandangan lintas kota antara Waingapu dengan Waitabula, atau perjalanan dari Sumba Timur menuju Sumba Barat Daya. Lumayan jauh ya..

4 JAM PERJALANAN.

Seakan lagi ngejalanin hidup. Terkadang semangat banget dengan awal perjalanan, terkadang bosan dan mengantuk, juga hampir putus asa dengan jalan yang tidak kunjung sampai. Tapi, endingnya sampai juga kok. Tidak hanya melihat bukit-bukit indah berderetan di sepanjang perjalanan saat menjauhi Kota Waingapu, namun anda juga akan melihat beberapa kota setelah menghabiskan waktu selama setengah jam. Kemudian kembali sepi diantara suasana hutan, hingga akhirnya akan menemukan beberapa kota lagi di sepanjang perjalanan.

Ketemu bukit, kota, dan hutan kembali. Tak lama bertemu selayaknya rest area dipinggir tol tapi menjual soto ayam kampung saja, sama mie, dan juga minuman hangat. Enak ya? 

Rame loh disini.