Friday, July 6, 2018

Say “YA” To Rote Island!



  
keliatan ngga baju kerjaku?

Sudah lebih dari sebulan semenjak kepindahanku ke Pulau Rote demi menjalankan tugasku selanjutnya di perusahaan tempatku bekerja dan ternyata banyak cerita menyambut. Banyak yang mengatakan kepergianku ke Rote cukup pas. “Kan suka jalan-jalan” atau “kan jadi makin banyak cerita buat blognya”. Bener sih tapi aku ngga nyangka bakal diberikan sambutan luar biasa. Mau tau seperti apa satu bulan pertamaku disini?

Say “YA” to Rote Island! Ini slogan pertama yang terlintas di benakku. Setelah sekian lama ingin menulis mengenai Rote dan ngga pernah dapat waktu lebih untuk benar-benar menuliskan. Terlalu banyak “Ya” yang harus dipaksakan saat beradaptasi disini. Tapi, ngga semua hal yang aku tulis benar-benar membuat tidak nyaman ya. Hanya saja kalian harus nantikan tulisan-tulisanku yang selanjutnya mengenai pulau paling terselatan di Indonesia.

Ya, Kusudah Disambut Penerbangan Langka

Belum sampai di Rote Ndao, aku sudah dihadapkan dengan permasalahan angin kencang dimana kapal tidak jalan, kemudian pesawat penuh. Alhasil, mau ngga mau kami harus menunda penerbangan dari Senin hingga Kamis pagi. Walaupun begitu foila.. kami menyentuh Rote dengan selamat. Karena ini pertama kaliku pindah ke pulau lain.

 

Ya, Kedekatan Anda diuji dengan Bensin Langka

Menurut informasi orang yang sudah lama menetap, bensin langka biasa terjadi sekali setahun. Tapi, saat aku disana bensin langka dua kali dalam jangka waktu dua bulan. Pada saat berlangsung, anda harus berjalan perlahan dan pergi bersama-sama saat memiliki tujuan yang sama. Semua karena bensin yang langka. Bayangin aja bensin yang biasa dijual 1 botol 10K, bisa jadi 20K bahkan lebih. Siapa yang bisa menolak? Mau jalan kaki? Aku sih ogah.


Ya, Anda Kedapatan Menikmati Peran Anak Pulau

Aku ngga akan bohong kalau hidup di Pulau Rote dalam bulan pertama adalah hal yang sedikit menyulitkan. Terbiasa dengan kehidupan Kupang dimana anda masih dimanjakan dengan fasilitas kota, seperti Mall, tempat Karaoke, dan Bioskop. Tapi tidak di Rote.

Kenikmatan yang anda rasakan akan berbeda. Tidak ada hiruk pikuk terlalu ramai layaknya kota besar dengan jalanan padat di pagi hari. Situasi seakan sepi apalagi di momen bensin langka. Kota ini seakan kehilangan nuansa berkendara di sepanjang jalan. Semua orang seakan menetap di rumah masing-masing dan tidak melakukan aktifitas berarti.

 

Selain itu, tentunya anda akan mulai menikmati nuansa alam yang disajikan. Coba saja nikmati sunset di pinggir pelabuhan Ba’a. Atau sekedar berkeliling melintasi antar pedesaan dimana anda akan melihat hamparan padang kering dengan segerombolan sapi yang melintas kesana kemari. Begitu menyejukan.


Ya, Surga Anak Surfing itu di Rote!

Kalau anda salah satu penyuka surfing, pasti anda mengetahui bahwa Rote memiliki salah satu spot yang terkenal bahkan di dunia turis asing. Sebut saja dia Nembrala Beach. Dalam satu bulan aku ternyata dapat kesempatan untuk melihat daerah Nembrala sana. Dimulai dari pantai Nembrala, pantai Boa, Lifulada, hingga pantai Oeseli.


Catatan dari aku ya.

Entahlah jika anda datang ke Rote di daerah Nembrala untuk menikmati pantai sepertinya anda akan sedikit kecewa. Nembrala cocok untuk peselancar yang memang mencari ombak besar. Tapi rasanya agak sedikit tidak mengiurkan bagi penikmat pantai. Kebetulan aku belum sempat ke daerah lain. Untuk bayangan juga, disekitar Nembrala sudah seperti tempat wisata dengan bule dimana mana. Anda akan melihat hotel berjajar dengan cafe dan tempat spa dimana-mana. Suasana berbeda dari kota Ba’a, Rote. Yah, paling ngga kau bisa makan burger/pizza di Nembrala.

salah satu burger di Narrow Cafe, Nembrala

Ya, Kutak Menyangka Air Melimpah di Rote

Tidak seperti Kupang yang agak sedikit susah air. Ada satu tempat berkumpulnya air yang bernama Oemau. Lokasinya tak jauh dari bandara dan perkumpulan kantor Bupati. Jika anda turun dari bandara maka hanya membutuhkan sekitar 10 menit untuk sampai ke lokasi tersebut. Deket banget kan?


 

Catatan dari aku ya.

Enak banget kalau main kesini pas pagi hari. Hmm, air beningnya pasti bikin kamu ga tahan buat ga nyemplung. Tapi, hati-hati ya. Karena disini banyak warga yang memanfaatkan untuk mandi dan mencuci. Jadi, nyemplungnya pas sepi aja. Trus kalau kalian berdiri agak lama didalam air, maka ikan-ikan kecil akan datang dan mulai mengigit kecil. Entah deh ya, kali itu kaya ikan yang dijual di mall dan tertulis “Bagus untuk Kesehatan!”.

Ya, Jadi Apa Kesimpulanku tentang Rote?

Rote itu indah dan katanya tak pernah gagal memberikan sunset yang romantis. Bener ga ya? Kalau ngga percaya bisa dicobain deh liat sunset di sekitar pelabuhan Ba’a. Beneran romantis. Apalagi ditambah dengan makan salome Mas-Mas 10K. Ah, syurga..

Waktuku baru sebulan dan aku sudah menemukan padang Savana rasa Sumba, sunset cantik ala Rote, bahkan sumber air yang jernih banget kaya di Flores. Aku ngga tau lagi bakal nemuin apa kedepannya di Rote dan semoga menjadi satu pengalaman baru ya...



Thank you ya sudah melihat tulisan pertamaku mengenai Rote. Kuanggap ini suatu penerimaan dariku terhadap indahnya Rote dengan segala tugas tanggung jawab saat kesini. Percaya aja, sambil bekerja sambil kuceritakan romansa bekerja di pulau paling selatan Indonesia. Doakan aman ya aku disini, dan semoga ada kesempatan kalian untuk mampir ke tempatku.

Jangan lewatkan juga kegilaanku sewatu melali (baca:main) ke GarudaWisnu Kencana, Bali ya. Siapa tau kalian nanti bisa mampir kesana. Oke deh, salam kenal buat kamu dari aku dan calon keluarga kecilku.

Asri Vitaloka | IG : @asri_vitaloka

No comments:

Post a Comment