Tuesday, August 8, 2017

Beri Warna Hidupmu di Kampung Jodipan



muka aku sok bahagia gitu ya

Aku percaya disaat kau menginginkan sesuatu, entah seperti apa cara mewujudkannya maka berusahalah untuk menginginkannya lebih. Kemudian, hanya serahkan kepada alam semesta untuk mewujudkannya disaat yang tepat. Kejadian saat ini dikarenakan kau menginginkannya di masa lalu. Bukan baik buruk, tapi ini adalah yang tepat buat anda.

Keinginanku kala itu untuk mengunjungi kampung warna-warni Jodipan, Malang tidak tersampaikan. Aku lebih memilih untuk meneruskan perjalanan menuju arena Paralayang di Batu. Nah, kemarin aku ada kesempatan untuk mengunjungi kampong itu. Nanti aku share ya. Perjalanan singkat satu hari terpaksa kami habiskan dengan menikmati kuliner ala anak kuliah Malang, mengunjungi kampong warna-warni Jodipan, dan liat-liat kendaraan antik dan penuh sejarah di Musium Angkut. Mau tau keseruannya?
Kali ini aku mau share dari perjalanan awal di Kupang hingga masuk ke trip singkat ke Malang. Sebenarnya sih aku dan beberapa teman dapat diklat di PLN Udiklat Pandaan. Buat orang PLN tau dong itu dimana?

Nah, kalau kalian pada lagi dapat diklat di Pandaan? Jangan mau cuma diem aja di udiklat ya. Jalan-jalan kek, cari makan gitu, atau sekedar melihat kota tetangga (baca : Malang atau Batu). Kebetulan aku mengambil pesawat Garuda paling pagi ke Surabaya. Untuk tiketnya sekitar 700K aja lo. Nah, perjalanan ke Pandaan manfaatkan Grab cuma 143K, ditambah ongkos balik supir 20K, dan uang tol cuma beberapa ribu rupiah aja kok.

Sudah sampai di udiklat Pandaan tentunya akan membutuhkan kendaraan ya buat ke Malang. Ada beberapa alternatif sih ya. Kalau sendirian anda bisa sewa motor (sekitar 60K/hari). Kalau agak rame sedikit mending sewa mobil aja dengan biaya sekitar 300K lepas kunci.

Jam Makan Siang di Ayam Nelongso

Sebuah saran dari anak kuliahan Malang kepada kami untuk datang dan mencicipi masakan ayam goreng dengan berbagai sambal. Harganya yang murah dan terjangkau menjadi sasaran utama bagi anak kos dan kuliahan. Pokoknya kamu kesana cicipi nasi ayam kampong yang hanya 15K. Bagi beberapa makanan disuguhkan di waktu tertentu, seperti saat pagi hari.

cuplikan pengunjung sebelah di Ayam Goreng Nelongso

Catatan dari aku ya!

Saking ramenya, beberapa makanan harus ditunggu agak lama. Sebenarnya tempat makan ini menang di harga yang terjangkau. Bagi aku sih ngga beda jauh dengan menu lalapan lainnya, dengan sambal yang sedikit agak asin. Jadi, ini recommended untuk harga terjangkau ya.

Beri Warna Hidup di Kampung Warna-Warni

kaya di dalam komik ya, full colour banget!

Lokasinya tak jauh dari pusat kota Malang. Jika anda baru sekali pergi kesana maka anda akan dikagetkan dengan warna-warni meriah dari pinggir jalan ke arah perkampungan dari pemandangan salah satu jembatan di Kota Jodipan.

Tak perlu khawatir dengan merogok kocek hanya 2K saja, anda sudah dapat menikmati indahnya warna-warni bangunan kios atau rumah di kampung tersebut. Jika anda terus menyusuri satu per satu area kampung terlihat warna-warni cerah menghiasi tembok, pintu, dan jalanan. Seakan kau kembali ke dunia imajinasi dan berada di dunia berbeda. Bawaannya happy aja!

 jangan khawatir kehausan disana.

ngga mau kalah gaya deh pokoknya

 property gratis dikasih disana

Catatan dari aku ya!

Kalau kesana mending gunakan pakaian bergaris atau sekalian aja hitam dan putih, karena akan menjadi penetral warna jika anda mengambil gambar dengan latar full colour. Kan mayan yak dapat foto yang nstagramable banget. Pas memasuki kampung warna-warni, anda juga akan menikmati kehidupan kampung sesungguhnya dengan beberapa warga yang menjualkan barang dagangan. Ada mie instan juga. Bahkan beberapa souvenir juga dijual.

 sekilas tapak sudut kampung warna warni

 tourist aja datang cobak deh

pokoknya Jodipan paling mantab kampungnya!

eh namanya Kampung Warna-Warni, bukan Jodipan ya

Broadway ala Museum Angkut, Batu

panggung Broadway ala Museum

Jangan lewatkan penampilan Broadway ala Museum Angkut, Batu! Kebetulan pas kami kesana, museum Angkut akan melakukan pertunjukan Broadway yang menceritakan mengenai kisah anak geng motor. Haha, lumayan serem juga sih. Penampilan yang ditunjukan banyak mengeluarkan aksi berkelahi dan pertunjukan yang menggunakan kendaraan motor antic dan mobil perang hasil modifikasi.

Masuk ke arena museum Angkut maka anda harus mengeluarkan uang sebesar 100K untuk weekend. Arena akan berhenti berlangsung jika waktu sudah menunjukkan pk. 20.00 WIB.

terpesona sama muka si mbak

 in action depan sepeda ontel

 salah satu gaya ruangan si museum, cakep yak.

 babang si terpesona aja sama mbak

kentut si babang Hulk

Catatan dari aku ya!

Ini pengalaman paling seru selama aku menikmati museum yang pernah didatangi. Kalau kesana mending membawa kamera hape saja, kamera DSLR atau mirrorless sepertinya hanya diperbolehkan dengan alasan tertentu.

Sesampai didalam museum, anda akan menikmati pemandangan kendaraan antic mulai dari sepeda ontel hingga mobil terantik. Selama perjalanan didalam arena, anda membutuhkan waktu sekitar 1 jam untuk berkeliling hingga menikmati Broadway ala Museum Angkut.

Gunakan pakaian santai dengan sepatu kets. Buat diri anda nyaman dengan alas kaki yang dapat digunakan untuk berjalan jauh ya.

 
 muka depan pintu museum Angkut yak, jangan kesasar

nah ini pasar apungnya museum, sekaligus exit gituh

Itu tuh perjalanan singkat kami sebelum mengikuti diklat dari perusahaan. Kalau boleh share dengan jumlah orang ber-5 (Kak Apris, Gus Surya, Krisna, Bli Wahyu) kami menghabiskan sekitar 270K/orang dalam waktu sehari kurang. Lumayan juga ya? Nah, jangan lupa juga untuk menikmati beberapa kuliner mantab di Batu ataupun Malang. Perjalanan sebelumnya aku udah sempat mencicipi es krim Toko Oen dan Ketan Legenda di Batu. Nanti kali ya aku ceritakan. Tak hanya itu, pengalaman baru paralayang menjadi sebuah pengalaman baru yang harus diceritan.

Oke deh, selamat menikmati satu tulisan aku lagi ya. Semoga ada kesempatan untuk bertemu lagi. Salam buat mama kamu, papa kamu, saudara kamu. Dan tentunya terakhir buat kamu juga sapa tau besok kita jadi teman. Jangan lupa nikmati juga kisah kasih cerita aku “Setengah Backpackeran di Seputaran Bali” siapa tau pingin ke Bali kan?

 
Asri Vitaloka, calon penulis | IG : @asri_vitaloka | asrivitaloka@gmail.com

4 comments: