Thursday, February 2, 2017

Akhirnya Panaf Semakin Terlihat




Akhir Januari 2017 menjadi satu momen membahagiakan bagi warga dusun Panaf. Akhirnya mereka merasakan cahaya listrik dalam kehidupan sehari-hari. Hingga sebuah media berita memberikan judul “Setelah 71 tahun Merdeka, dusun Panaf NTT akhirnya bisa menikmati listrik” dalam artikelnya. Dalam acara peresmian tidak hanya mendatangkan GM PLN NTT, tetapi juga mendatangkan SEKDA Kabupaten Kupang, Camat, serta warga sekitar beserta kepala-kepala dusun.

Kebetulan sekali hari itu aku menjadi MC dalam acara “Penyalaan Listrik Desa di Dusun Panaf, Desa Lifuleo, Kupang Barat”. Sekaligus ikut menyaksikan salah satu dusun di NTT akhirnya dapat menikmati listrik di rumah. 

Walaupun begitu sederhana, acara (27/01/2016) ini menjadi salah satu titik awal kehidupan baru yang lebih baik bagi warga Panaf. Dari yang sebelumnya tidak dapat melakukan banyak hal di malam hari, semenjak hari itu akan berbeda. Kini, anak kecil sudah bisa membaca buku di malam hari. Dengan masuknya listrik di dusun Panaf cahaya-cahaya kecil lampu di berbagai sudut rumah mulai menyala seakan membangkitkan cahaya harapan dalam diri warga Panaf.

Warga Antusias dalam Penyalaan Listrik

Tidak sedikit warga dusun yang hadir dalam acara penyalaan hari Jumat, akhir Januari kemarin. Ada yang bahkan sampai membawa anak kecil untuk sekedar menyaksikan listrik. Tentunya anda dapat membayangkan bagaimana sebelumnya warga dusun tanpa listrik. Jangankan untuk menonton tv, hanya sekedar melihat lampu menyala saja tidak bisa. Seperti ucapan dari Ibu Maria, “Sudah saatnya untuk merasakan listrik didekat sini tidak hanya melihat cahaya listrik dari Kupang saja ya...”.

Sekitar 45 pelanggan warga dusun bertarif rumah tangga merasakan penyambungan listrik gratis. Ini hasil dari program divisi CSR dari PLN Manager UPP Timor. Jika pelanggan reguler untuk melakukan pemasangan baru daya 1300VA membutuhkan biaya penyambungan sekitar 800 ribu rupiah ditambah 200 ribu untuk token perdana di meter listrik. 


PLN kerja keras demi terangnya dusun Panaf

Dalam acara penyalaan listrik di dusun Panaf lebih dari 100 orang datang menghadiri. Kepala dusun Panaf menyambut rombongan para tamu undangan dan memberikan selendang khas NTT sebagai tanda penghormatan. Bapak SEKDA Kabupaten Kupang datang lebih dulu ke lokasi penyalaan listrik desa. Disusul dengan bapak GM PLN Wilayah NTT beserta rombongan dan turut serta ibu Maria G.I Gunawan selaku Manager Area PLN Kupang.

Acara berlangsung begitu hikmad. Sambutan demi sambutan diberikan oleh para pejabat berkepentingan. Warga sekitar menjadi tamu undangan dan duduk menikmati ucapan demi ucapan. Masih sekitar 1200 desa di NTT yang belum mendapatkan listrik dan kini satu desa sudah menikmatinya. Hanya menunggu waktu untuk mendengar cerita dari desa-desa selanjutnya yang mendapatkan listrik.


 



Perjalanan menuju Panaf memang dusun tersebut masih jauh dari pusat keramaian. Butuh waktu sekitar 1 jam 45 menit untuk sampai kesana dengan menggunakan mobil dari kota Kupang. Sepanjang perjalanan masih ada jalan berbatu putih sehingga menganggu kenyaman anda dalam berkendara. Akses yang dilalui searah dengan perjalanan ke wisata pantai Tablolong. 

Jika anda perhatikan akan ada tiang-tiang baru yang berdiri mengikuti jalur perjalanan demi mengantarkan listrik. Untuk perhitungan usaha tentunya PLN akan rugi dengan investasi yang diberikan. Lokasi dusun Panaf yang jauh dari keramaian dapat menjadi pemicu losses energi listrik bertambah. Tetapi ada satu tanggung jawab tersendiri untuk dapat memberikan listrik hingga ke pelosok Indonesia. Bravo PLN! Satu langkah semakin dekat untuk melistriki hingga pelosok negri dan aku bangga berada dalam satu momen tersebut. Lanjutkan terus PLN!
 

Walaupun listrik belum ada, tapi wisata alam tetap ada

Sebelumnya Panaf memang belum berlistrik, tapi ternyata ada beberapa tujuan wisata yang dapat dinikmati. Mau tau apa aja? Selama perjalanan kesana anda akan menikmati nikmatnya jalan kecil belum beraspal dengan pohon-pohon rindang disampingnya. Belum ada polusi, tidak ada kemacetan. Yah, kalau macet paling juga ada truck kecil sedang kejebak lumpur. Sisanya bebas hambatan!

Kalian pernah dengar Pantai Air Cina? Pernah masuk di salah satu media berita dengan julukan pantai yang belum terjamah. Aku rasa sekarang sudah agak ramai. Ada beberapa lopo-lopo atau tempat duduk yang disiapkan untuk dpaat menikmati pemandangan laut. Hanya saja cukup disayangkan sampah yang tak terurus mengurangi keindahan pantai. Kok dinamakan pantai air Cina ya? Sekilas info katanya dulu pernah ada legenda yang menyebutkan mengenai kematian gadis Cina, tapi lengkapnya searching di mbah Google aja ya. 





Pantai Air Cina memiliki satu spot indah sebelum masuk kedalam. Hujan yang terus menerus beberapa hari ini membuat hutan disekitar pantai terlihat begitu hijau. Mau liat hasil foto aku sama temen aku? 

Tak hanya pantai. Pemandangan danau dengan bakau disekelilingnya menambah seru perjalanan kami menuju Panaf. Awalnya hanya mau ikut meramaikan acara penyalaan listrik desa. Eh, malah sekalian mengunjungi pantai dan danaunya. Kalau danau disana, ada yang bilang masih ada buaya yang sering berkeliaran. Sekilas indah, tapi kalau lama-lama serem juga si.. 


Tak hanya sendiri, teman setia juga selalu menemani

Kepergianku kesana sebenarnya diawali dari permintaan asisten manager perencanaan. Pak Koko mengajak tim Cendana untuk berangkat dan meliput kegiatan. Sekaligus meminta bantuan aku untuk menjadi MC Acara. Aku tak sendiri. Dua kawan juga ikut menemani, sebut saja mereka Beers dan Barbs. Haha, nama mereka Vincent dan Ipma. Katanya mereka ini pemalu lo ya, alias malu-maluin hahaha....

Yah, apapun itu. Panaf kini tak lagi mati dalam kehidupan malamnya. PLN hanya mampu memberikan sedikit cahaya, tapi sudah kewajiban warga untuk membangkitkan cahaya lain. Cahaya dalam diri yang mampu memunculkan semangat untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik. Dimulai dari cahaya listrik, kemudian perbaikan jalan, dan perhatian kepada pariwisata.

Wajah anak penerus bangsa dari NTT khususnya dusun Panaf, dari mereka kita bisa melanjutkan masa depan yang tak terlihat di masa saat ini.

Calon penulis, Asri Vitaloka
every best capture at this blog is supported by . Vincentius (our friends)

No comments:

Post a Comment