Sudah lama kali ya
engga nulis apapun ya. Cuma mau bilang, ternyata lintas Rote-Sumba sudah
closing di Mei 2025 buat perjalanan trip ala karir eyke. Labuan bajo jadi the
next destination buat hidup aku. Yang belakangan strees, bangga, duduk,
berdiri. Ketawa ketiwi, eh malah sudah disini.
Rada kota dengan
vibes liburan. Biasa kesini jalan-jalan ini malah kerja. Jadi aku cuma mau
bilang,”Selamat Asri, kamu sudah melanjutkan hidup ke chapter selanjutnya!”.
Ngga cuma selamat buat aku. Kuucapkan selamat buat kalian yang lagi gedubrag
gedubreg, lagi santai, habis pindah rumah, pindah kerja, habis married, habis
lahiran, atau bahkan yang sedang berjuang dengan problemnya.
Cuma mau bilang.
Semangat! Hidup jalan terus, kalau ruwet tidur bentar. Kalau ga bisa tidur,
jalan kaki. Ngga kuat sendiri? Maka mintalah pertolongan. Ngga ada yang
dimintain tolong? Berdoa yuk.
Disaat
Jatuh, Mendadak Rajin Ibadah.
Aku pernah rajin bener ibadahnya, pernah melalang lintas
waktu ibadahnya. Tergantung tempat biasanya. Tapi disaat satu momen kudapati
diriku anteng tanpa cobaan dan kemudian boom! Mendadak semesta memberi kerjaan,
ujian, dan cobaan. Dalam sedalam-dalamnya. Aku belum bahas hati ya. Ini tentang
kerjaan.
Singkat cerita, kudapati diriku disalahkan atas banyak hal.
Karena sesuatu yang merenggut jiwa di dunia kerja hingga kehilangan banyak tim
secara mendadak. Mendadak ganti bos, mendadak ganti teman sejawat, dan mendadak
harus berdiri tegar ditengah tim sekitar yang butuh dikuatkan.
Disana kusadari
bahwa. Beberapa momen terpaksa tegar dan kudapati diriku beribadah dengan
sangat khusyuk. Teduh, sedih, dan begitu dekat dengan Tuhan. Jadi, cuma mau
bilang: “Dimulai lagi yuk, dengan khusyuk dan teduh untuk berjumpa dan rindu
dengan Tuhan”. Dan aku sampe berpikir, dikasi cobaan soalnya Tuhan rindu sama
kamu.
Disaat
Pintu Terbuka, Mendadak Semua Seakan Mudah.
Kudapati aku pernah mencap diriku bahwa,”Ngga akan aku
dengan mudah mendapatkan apapun yang kuinginkan dimuka bumi ini”. Boom! Sudah
lama menanti, menunggu, dan kudapati bahwa ngga ada yang ngga mungkin. Begitu
tertulis rejekinya buat kamu, percayalah apapun situasinya seakan mengalir
menuju pada dirimu.
Aku mau ini. Ngga dapat. Pengen itu? Kelewat. Sampai
sekarang, ngga ada pengenku satu satu. Lah, seakan semesta memberikan satu per
satu paket cerita kehidupan yang keluar dengan indah, cantik, dan sesuai
kemampuanku. Konon katanya rejeki dan cobaan setiap orang berbeda. Maka
kuterima rejeki luar biasaku dengan lapang hati dan berupaya tidak
membandingkan apapun yang sudah diterima di waktu yang tepat.
Satu hal yang dulu
sempat kuyakini dengan sangat. Dan aku cuma mau bilang,”Jika berebut untuk
mendapatkannya, maka akan kulepaskan dengan Ikhlas. Jika mudah dan special
buatku peruntukannya, maka seberapa besarpun orang berupaya mengagalkannya maka
akan kembali kepadaku dengan mudah”.
Kalau orang bilang kutak jatuh cinta? Mungkin satu
kekuranganku adalah syulit bertahan dan menemukan sang pujaan hati yang
menetap. Terkadang kulari, dan tak jarang pasangannya yang lari. Wkwkwk. Namun,
begitu mudah jatuh cinta dan dalam merasakannya, kemudian seketika semua
mendadak buta dibuatnya.
Kebetulan aku mendapat kesempatan berjumpa dan menjalin
kisah dengan musisi, pemain bola, dan tidak punya hobby spesifik. Dari yang
ekstrovert, introvert, dan ambivert. Mulai yang pendiem, rame bener, sampai
berjiwa saing tinggi. Oiya, bahkan beda agama pun pernah dicicipi. Buta aja,
dikira mudah. Ya ampun, ujiannya mayan ya. Dalam memilih diri dan keyakinan
dengan pilihan untuk bisa bersama orang lain.
Satu hal lagi yang
kupelajari. Dan aku cuma mau bilang,”Konon katanya jatuh cinta harusnya terasa
mudah dan ringan. Tidak berat atau terbebani. Jika ada perasaan menjanggal maka
jangan dipaksakan. Yang ada akan makin mahal untuk kembalinya dan semakin berat
jika terjatuh dikemudian”.
Tak jarang kita selalu merasa kurang. Bukan karena kurang,
tapi secara tidak sengaja banyak hal toxic disekitar yang menumpukkan hal
negative didalam diri. Berupaya menitipkan beban berat, walaupun kau tidak
membutuhkannya. Bahkan dirimu tak akan dengan mudah untuk melepaskan rasa
bersalah akibat komentar sepihak dari luar.
Terakhir, aku mendapati diriku bahwa jika seseorang terus
berada di lingkungan yang sama. Maka, akan aneh jika ia melihat hal lain yang
tidak sesuai. Muncullah sebuah pemikiran aneh dan rasanya ingin dengan cepat
berkomentar terhadap sesuatu. Namun, jika seseorang sudah tinggal dengan
masyarakat yang beragam. Maka, kau hanya mendapatkan bahwa tidak ada yang
berbeda atau kurang.
Maka, aku cuma mau
bilang,”Jika dirimu selalu merasa kurang mungkin tempatmu salah. Jika dirimu
selalu dianggap tidak pernah OK, bisa saja dirinya yang bermasalah. Selalu
perhatikan dua sudut pandang. Dan jika semua sudah membuatmu seakan kurang
sebagai diri pribadi, maka berpindahlah. Tempatmu salah.”.
Kalau berasa selalu ada yang kurang, pasti akan muncul
kecewa pada diri dan juga sekitar. Pernah kok aku merasa sangat sensitive terhadap
apapun. Tidak lagi bisa diterima segala jenis sikap yang tidak menghargai dari
orang lain. Terkadang rasa cukup bukan hanya bisa dibentuk dari dalam diri. Namun,
juga harus dipilih dari sekitar.
Kuputuskan untuk merasa cukup dengan orang-orang yang
terpaksa kuterima namun tidak nyaman
bersama. Kuputuskan menghindari banyak situasi yang membuatku merasa lelah.
Kuputuskan selalu memilih diriku sendiri ditengah banyaknya huru hara perlu
duduk berkelompok dan wajib mengikuti orang lain. Kuputuskan bahwa aku harus
merasa cukup dalam standarku sendiri.
Maka, aku sekali
lagi cuma mau bilang,”Disaat dirimu merasa semua cukup, maka seakan mendadak
dirimu akan memilih orang, lokasi, dan momen yang dapat membuat dirimu penuh
serta utuh dalam menjalani hidup”. Thankyu sudah membaca sampai akhir.
No comments:
Post a Comment