Sunday, May 15, 2016

Kami Wanita, dengan Pilihan Hidupnya

Kami wanita, dengan beragam pilihan dalam hidupnya..


Sebuah percakapan sederhan di sebuah rumah makan menciptakan sebuah pola pikir baru. Bahwa sesungguhnya dunia disekitarmu selalu memberikan cerita yang berbeda. Lain tempat, lain waktu. Lain kisah, lain perasaan. Dan kini aku tau sebuah perasaan seorang calon ibu. Aku kira aku tau. Atau aku hanya mengira aku mengetahuinya, padahal sesungguhnya tidak.


“Maaf Ibu. Sesungguhnya aku tidak tahu perasaanmu tapi semua berlaku seperti itu. Dan mungkin engkau kesepian, tapi aku rasa kau begitu tabah!”, batin seseorang kala itu. 

Perjalanan makan siang seorang gadis di hari libur memberikan banyak cerita. Tanpa sadar, ia bertemu dengan seorang wanita dengan jabatan tinggi di kantornya. Sebut saja beliau adalah Ibu Cery. Pertemuan tanpa senggaja dan berlanjut menjadi sebuah percakapan ringan. Mengenai pekerjaan, asal rumah, dan kegiatan diluar itu. Hingga akhirnya besar keingginan si gadis untuk bertanya mengenai anak beliau.

“Berdua saja bapak dan ibu? Anaknya tidak ikut?”

Tanpa sadar si Ibu menjawab,”kami berdua dulu pacaran dulu”. Dan si gadis masih berpikir bahwa si anak mungkin sedang diluar atau tidak tinggal disini. Hingga beberapa menit kemudian barulah terungkap. Bapak dan si Ibu belum memiliki anak.

Suatu gambaran yang sering dijumpai. Tinggal di kota Besar, dengan suami istri sibuk bekerja di bidang masing-masing hingga keluarga mereka bisa tinggal di 5 tempat yang berbeda. Tinggal terpisah, layaknya masih sebagai single parent. Suami sibuk mengejar karir dikantornya. Begitu pula wanita. Namun, keluarga masih lengkap dengan kehadiran buah hati mereka. Mereka masih terikat.

Gambaran lain datang dari sebuah keluarga dimana suami sibuk mengejar karirnya dikantor dan harus selalu mobile sehubungan dengan aktifitas kantornya sehingga jarang bertemu keluarganya. Namun, istri kembali menjalankan kegiatannya sebagai seorang ibu dan mempercayakan sumber keuangan hanya dari suami seorang. Memutuskan untuk mengurus anak dan memastikan semua berjalan lancar dirumah.  Mereka mencoba menjalin keseimbangan peran. Dan mereka tetap terikat.

Namun suatu hal berbeda jika sepasang suami istri memiliki harta berlimpah dengan karir luar biasa namun hingga diusia pernikahannya yang sekarang masih juga belum memiliki anak. Mereka aman secara finansial. Tetapi serasa ada yang kurang tanpa kehadiran si buah hati.

Untuk seorang wanita yang masih baru menjajaki dunia pekerjaan, aka nada dua hal dilema. Satu, tetap mengejar karir. Kedua, menjadikan peran ibu dalam keluarga menjadi yang utama.

Dan disaat itulah kita sebagai seorang wanita menyadari bahwa peran utama anda adalah menjadi seorang ibu. Memang, dunia saat ini sudah berubah dimana kita harus bisa bertahan dan terkadang membantu keuangan keluarga dimana semua kebutuhan semakin meningkat. Tetapi, ingatlah kembali untuk membuat keseimbangan peran dalam sebuah keluarga. Peran ibu dan ayah terhadap anaknya didalam sebuah keluarga.

Mungkin tulisan ini terkesan tidak jelas dan tidak penting. Namun, sebagai seseorang wanita yang sudah bekerja aku mulai mengamati banyak hal. Kejadian disekitar dapat kita jadikan panutan agar dapat melaksanakan peran anda dengan benar dan sesuai. Semua kembali pada pilihan dan keadaan masing-masing.

Tak disangka begitu beragamnya kisah banyak orang. Dengan kisah bahagianya, kisah harunya, dan juga kisah tegar disetiap kejadian. Semua memiliki rahasia, namun pasti Tuhan memiliki rencana indah dikemudian hari. Hanya saja perbaiki dirimu lebih dahulu!

Asri_Vitaloka
Calon Penulis

No comments:

Post a Comment