Tuesday, October 16, 2012

First [16]

Lanjutan FIRST [15]

SAHABAT TERINDAH
Awalnya aku ingin menuliskan mengenai bagaimana sahabat menjadi satu hal penting didalam hidupku. Tapi, disaat lama aku sadar bahwa sahabat terindahku adalah tulisanku. Sahabat yang tidak akan meninggalkanku disaat aku berbuat salah. Sahabat yang tidak memerlukan permintaan maaf dikala aku salah. Sahabat yang akan selalu ada bahkan disaat aku tidak pernah memperdulikannya.
Aku menulis dan aku berkarya. Menurut sebagian pemikiranku, menulis adalah sesuatu yang membosankan. Tapi, secara sadar aku sudah menulis dalam waktu yang cukup lama. Aku membaca, berfikir, menyimpulkan sesuatu, dan menuliskannya kembali. Disaat orang luar tidak memahami apa yang aku ungkapkan, menulis menjadi sesuatu pelampiasan lain yang menampung segala pemikiran-pemikiran dalam diri.
Aku sangat menyukai menulis. Aku mencintainya melebihi aku menyayangi pacarku sendiri. Aku begitu menggilai tulisan hingga aku akhirnya menciptakan “First” dimana ini akan menjadi suatu karya pertama dan terbesar yang mungkin bisa aku ciptakan. Seperti itulah seseorang disaat ingin mencapai sesuatu yang sukses dan luar biasa. Apakah anda menyukai, mencintai, dan menyayangi apa yang anda lakukan? Atau tidak? Jika iya, bersyukurlah anda karna telah melakukan sesuatu yang benar. Maka, kiamatlah anda jika anda sama sekali tidak tertarik terhadap apa yang sedang dan akan anda lakukan.

Bermimpilah setinggi engkau dapat bermimpi, dan kesuksesan selanjutnya hanya engkau yang dapat menentukan dan mendapatkan hasilnya.. apakah anda akan menjadi sukses atau tidak menjadi apa-apa!

                Sesaat waktu kemarin, aku merasa aku kehilangan asa untuk menulis. Aku sakit dan tidak melakukan apa-apa. Aku binggung dan seakan lupa dengan apa yang biasa aku lakukan. Hingga akhirnya aku kembali membuka sebuah dokumen file berjudul First dan file ini masih dengan setia berada didalam laptopku. Tanpa berubah dan menunggu untuk diubah. Aku kembali menemukan jati diriku. Setelah sekian lama, aku sama sekali tidak menyentuh tulisan ini dan akhirnya kembali menuliskan kata demi kata yang ada didalam pikiranku. Ini adalah sahabatku yang tidak kenal lelah untuk menunggu dan menanti.
                Seumur hidupku aku terbiasa mendapati diri dengan keadaan sahabat yang berganti terus menerus. Sahabat datang dan kemudian pergi berpisah. Berpisah kembali dan bertemu disuatu hari. Disaat, aku melakukan kesalahan seakan tiada maaf untukku. Hubungan persahabatan itupun hilang. Tapi, tidak dengan menulis.
                Menjadikan tulisan sebagai sahabat? mungkin tidak hanya aku yang melakukannya atau aku salah satu dari orang yang aneh. Tapi, inilah aku dan begitu menyukai menulis. Segala hal yang tidak dapat diterima oleh orang lain, namun diterima dengan sangat ikhlas oleh First.
                Disaat para calon sukses diluar sana melakukan sesuatu untuk memulai kesuksesannya, aku disini berkutit dengan tulisanku dan tidak melakukan apa-apa.
                Dulu aku berfikir, tanpa sahabat aku bukanlah apa-apa. Tanpa seorangpun aku tidak memiliki pegangan yang kuat untuk menjalani kegiatan keseharian. Dan dulu aku berfikir, tidak memiliki teman menjadi suatu tekanan yang begitu besar. Tapi, aku salah. Seseorang sukses tidak mungkin bersama sahabatnya. Seseorang kaya, yang kaya hanya dirinya  bukan sahabatnya. Tapi, sahabat sangat diperlukan. Dan dengan segala kisah pergi dan datangnya seorang sahabat. Aku menemukan sahabat terindahku, tulisanku. Aku menemukan pengganti sahabat terindahku, yaitu tulisanku sendiri. Ini begitu menentramkan dan membuat bahagia.

Bersambung...
Jangan sampai melewatkan edisi  First [1], mulailah membaca.. 
@vitalokaAsri

No comments:

Post a Comment