Friday, September 14, 2012

First [7]


LANJUTAN FIRST [6]

SO?
Sikap, mental, fisik seseorang dipengaruhi oleh faktor internal dan juga eksternal. Terlebih dari perilaku, psikis atau apalah sebutan untuk “dalamnya” seseorang sangat besar dipengaruhi oleh lingkungan yang membentuk..
                
               Aku sangat menghargai yang namanya kebebasan. Bagi aku suatu kebebasan adalah hal awal yang sangat diperlukan bagi setiap orang untuk menciptakan sesuatu yang luar biasa. Seorang Merry Riana yang terdesak oleh suatu kejadian akhirnya harus pergi ke negara Singapore dan berjuang untuk bertahap hidup hingga akhirnya menjadi seseorang yang sukses. Terlepas dari keadaannya yang menderita, Merry Riana bebas menentukan sikapnya disana.
                Muncul seorang Dahlan Iskan yang memiliki kebebasan dalam menentukan apa yang dapat dia lakukan. Dia satu satunya orang yang mengatakan tidak memiliki cita-cita bukanlah suatu hal yang besar. Didalam bukunya yang berjudul “From Zero to Hero” terdapat petikan kata-kata. Sekiranya seperti ini, disaat seseorang memiliki cita-cita maka disaat ada batu besar yang menghalangi, orang itu akan berusaha menabrak batu penghalang itu demi mewujudkan cita-citanya. Akan jauh berbeda dengan orang yang tidak memiliki cita-cita, disaat ada batu besar menghalangi maka dia akan berbelok dan mencari jalan lain. Maka, selamatlah dia. Itu intinya bebas menerima kehidupan, tanpa terpaku dengan cita-cita.
                Kemudian, aku tertarik dengan salah satu iklan operator yang mengusung mengenai kebudayaan yang hidup ditengah masyarakat. Yang katanya memberikan kebebasan namun memberikan sejumlah tembok maya yang menghalangi kebebasan yang ada.

Lalu apa makna kebebasan sesungguhnya?

                Aku mengerti banyaknya orang tua yang menginginkan sesuatu yang terbaik untuk anaknya. Tapi, bukan berarti mengekang adalah salah satu jalan terbaik. Mengekang apresiasi dari seorang anak sama dengan menutup sejumlah prestasi luar biasa yang bisa muncul.
                Kejadian diatas sama halnya dengan cara kepemimpinan Dahlan Iskan yang kini menjadi Mentri BUMN. Kata-kata berikut mengungkapkan kepemimpinan seorang Dahlan Iskan.
Orang yang terlalu sering diberikan arahan akan jadi bebek. Orang yang terlalu sering diberi instruksi akan jadi besi. Orang yang terlalu sering diberi peringatan akan jadi ketakutan. Orang yang terlalu sering diberi pidato kelak hanya bisa minta petunjuk.
                Aku tidak ingin menjadi lemah, selalu meminta petunjuk, ketakutan, dan tidak kreatif. Entah kenapa disaat aku membaca itu aku ingin berteriak keras kepada seseorang yang harusnya memiliki peran sangat penting. Atau dia memang seorang yang penting. Dia adalah ibuku. Aku sedih mengatakan hal ini.
                Aku kini seorang anak besar. Aku tidak ingin mengatakan bahwa aku sudah dewasa, aku sadar aku belum dewasa. Tapi, please mama berikan aku kesempatan untuk melakukan sesuatu. Paling tidak melakukan sesuatu untuk diriku sendiri tanpa adanya negatif thinking.
                Sebentar lagi, aku berusia 20 tahun. Yaya.. mungkin kalau suatu saat tulisan ini dibaca oleh Dia, aku percaya pasti aku yang akan berada di uncomfort zone.
                Apa iya? Untuk menjadi seorang sukses, sesukses Marry Riana atau Dahlan Iskan aku harus mengalami keadaan yang menderita terlebih dahulu. Bahkan untuk menemukan jati diri pun akan terkesan susah buatku. Tapi, satu yang aku tidak dapat sesali. Ini sudah terjadi, ini adalah keadaanku dan satu yang aku bisa petik. Semua tidak akan berubah jika kamu berusaha untuk menabrak batu besar penghalang dengan sekuat tenaga, tetapi akan jauh lebih berguna jika kamu berbelok sedikit dan mencari jalan lain. Maka yang aku bisa katakan, so? Aku musti nangis? Nggak lah ya :D


Kebebasan dan kepercayaan sedikit bertalian.
Disaat diberikan kebebasan, saatnya menjaga kepercayaan agar kebebasan tidak lepas. Satu saja lepas kepercayaan, jangan harap kebebasan akan bertahan lama.
Perhatikan!

Bersambung....


No comments:

Post a Comment