LANJUTAN FIRST [6]
SO?
Sikap, mental, fisik seseorang dipengaruhi oleh faktor internal dan
juga eksternal. Terlebih dari perilaku, psikis atau apalah sebutan untuk
“dalamnya” seseorang sangat besar dipengaruhi oleh lingkungan yang membentuk..
Aku
sangat menghargai yang namanya kebebasan. Bagi aku suatu kebebasan adalah hal
awal yang sangat diperlukan bagi setiap orang untuk menciptakan sesuatu yang
luar biasa. Seorang Merry Riana yang terdesak oleh suatu kejadian akhirnya
harus pergi ke negara Singapore dan berjuang untuk bertahap hidup hingga
akhirnya menjadi seseorang yang sukses. Terlepas dari keadaannya yang
menderita, Merry Riana bebas
menentukan sikapnya disana.
Muncul
seorang Dahlan Iskan yang memiliki kebebasan dalam menentukan apa yang dapat
dia lakukan. Dia satu satunya orang yang mengatakan tidak memiliki cita-cita
bukanlah suatu hal yang besar. Didalam bukunya yang berjudul “From Zero to
Hero” terdapat petikan kata-kata. Sekiranya seperti ini, disaat seseorang
memiliki cita-cita maka disaat ada batu besar yang menghalangi, orang itu akan
berusaha menabrak batu penghalang itu demi mewujudkan cita-citanya. Akan jauh
berbeda dengan orang yang tidak memiliki cita-cita, disaat ada batu besar
menghalangi maka dia akan berbelok dan mencari jalan lain. Maka, selamatlah
dia. Itu intinya bebas menerima
kehidupan, tanpa terpaku dengan cita-cita.
Kemudian,
aku tertarik dengan salah satu iklan operator yang mengusung mengenai
kebudayaan yang hidup ditengah masyarakat. Yang katanya memberikan kebebasan namun memberikan sejumlah
tembok maya yang menghalangi kebebasan yang ada.
Lalu apa makna kebebasan sesungguhnya?
Aku
mengerti banyaknya orang tua yang menginginkan sesuatu yang terbaik untuk
anaknya. Tapi, bukan berarti mengekang adalah salah satu jalan terbaik.
Mengekang apresiasi dari seorang anak sama dengan menutup sejumlah prestasi
luar biasa yang bisa muncul.
Kejadian
diatas sama halnya dengan cara kepemimpinan Dahlan Iskan yang kini menjadi
Mentri BUMN. Kata-kata berikut mengungkapkan kepemimpinan seorang Dahlan Iskan.
Orang yang terlalu sering diberikan arahan akan jadi bebek. Orang yang terlalu
sering diberi instruksi akan jadi besi. Orang yang terlalu sering diberi
peringatan akan jadi ketakutan. Orang yang terlalu sering diberi pidato kelak
hanya bisa minta petunjuk.
Aku tidak
ingin menjadi lemah, selalu meminta petunjuk, ketakutan, dan tidak kreatif. Entah
kenapa disaat aku membaca itu aku ingin berteriak keras kepada seseorang yang
harusnya memiliki peran sangat penting. Atau dia memang seorang yang penting.
Dia adalah ibuku. Aku sedih mengatakan hal ini.
Aku
kini seorang anak besar. Aku tidak ingin mengatakan bahwa aku sudah dewasa, aku
sadar aku belum dewasa. Tapi, please mama
berikan aku kesempatan untuk melakukan sesuatu. Paling tidak melakukan sesuatu
untuk diriku sendiri tanpa adanya negatif thinking.
Sebentar
lagi, aku berusia 20 tahun. Yaya.. mungkin kalau suatu saat tulisan ini dibaca
oleh Dia, aku percaya pasti aku yang akan berada di uncomfort zone.
Apa
iya? Untuk menjadi seorang sukses, sesukses Marry Riana atau Dahlan Iskan aku
harus mengalami keadaan yang menderita terlebih dahulu. Bahkan untuk menemukan
jati diri pun akan terkesan susah buatku. Tapi, satu yang aku tidak dapat
sesali. Ini sudah terjadi, ini adalah keadaanku dan satu yang aku bisa petik.
Semua tidak akan berubah jika kamu berusaha untuk menabrak batu besar
penghalang dengan sekuat tenaga, tetapi akan jauh lebih berguna jika kamu
berbelok sedikit dan mencari jalan lain. Maka yang aku bisa katakan, so? Aku
musti nangis? Nggak lah ya :D
Kebebasan dan kepercayaan sedikit bertalian.
Disaat diberikan kebebasan, saatnya menjaga kepercayaan agar kebebasan
tidak lepas. Satu saja lepas kepercayaan, jangan harap kebebasan akan bertahan
lama.
Perhatikan!
Bersambung....
No comments:
Post a Comment