Sunday, July 31, 2022

SATU DUA TIGA

 

Ada kala dimana kamu punya waktu merenung sangat banyak. Lebih dari satu minggu berdiam diri di sebuah pulau tak banyak penduduk, dimana tempat tinggalmu pun tak ada kehidupan. Sayup-sayup terdengar hanya suara jedag jedug musik dikejauhan yang ada.

Satu orang, dua momen, tiga barang. Ditengah seruputan kopi manis dingin dengan gelas cantik dan berusaha mempertahankan emosi serta pikiran yang tidak bisa dikelola. Betapa menyenangkannya berada di suatu tempat dengan orang yang dikasihi, tapi apa tetap bisa dipertahankan tanpa ada rasa sedih didalamnya?

 

Sebenarnya pengen banget nulis sesuatu dan kebetulan intro diatas sudah sempat ada tapi belum dilanjutkan. Jadi, malam ini aku coba buat nulis sesuatu ya. Ditengah judul “Satu Dua Tiga”. Begitu abstrak dan begitu random. Jika bisa dituliskan dalam sebuah kata-kata mutiara, yaitu satu orang, dua momen, dan tiga barang. Kira-kira apa yang akan terbersit di pikiranmu?

SATU ORANG.

Kalau terbersit pertama kali setelah pertanyaan datang, yaitu siapakah satu orang yang terbersit saat ini didalam pikiranmu? Pasti ada yang menyebutkan orang tua, saudara, anak (kalau sudah ada), atau pasangan. Mungkin suami, atau pacar karna belum menikah. Dan kalau terbersit orang lain dipikiranku aneh kan ya. Jadi, jelas anda sedang membayangkan satu nama saat ini.

Satu orang yang jadi pelampiasan di semua momen senang, menyebalkan, sedih, dan terharu. Dilimpahkan dalam momen paling banyak di video call. Terimakasih untuk menjadi satu orang dalam waktu beberapa tahun belakangan.

***

Menurutku pertanyaan satu orang itu sederhana. Namun tak akan mudah jika menjadi satu orang paling berpengaruh, paling terpilih, dan hanya bisa satu orang. Jika menjawab orang tua, maka mereka berdua. Jika saudara, terkadang pulak tak hanya satu. Namun, jika pasangan seyogyanya hanyalah satu orang belaka.

DUA MOMEN.

Setelah satu orang dan kemudian beralih menjadi dua momen. Apa yang akan kamu katakan jika diminta untuk menyebutkan dua momen yang paling tak terlupakan dan selalu dirindukan didalam hidupmu belakangan ini? Apakah susah untuk menjawabnya?

Menurutku dua momen tak terlupakan dan secara general selalu tak pernah gagal adalah momen makan makanan enak dengan pasangan dan momen akan naik pesawat. Entah kenapa dua momen ini begitu menyegarkan, menggairahkan, dan selalu tidak pernah gagal dalam hidupku.

Tak sedikit orang bingung dengan dua momen paling menyenangkan dalam hidupnya. Tak kadang banyak yang menjawab memiliki banyak momen. Namun, sesungguhnya kurasa momen menyenangkan adalah ketika dirimu dicintai sehingga tidak merasa sendirian. Titik.



TIGA BARANG.

Awalnya aku lumayan kenceng mencari tau informasi terkait,”Bagaimana menjadi minimalis?”. Hingga kemudian semakin tua dan hampir mencapai kepala 3, akhirnya kurasakan di fase dimana barang semakin banyak serta mulai menyukai hal-hal yang tak masuk akal. Salah satunya adalah bunga Anggrek Kuning palsu didalam pot dan diletakkan diatas meja serbaguna. Luar biasa bukan?

Hanya saja jika boleh menanyakan,”Kira-kira sebutkan tiga barang yang akan kamu pilih untuk selalu menemanimu?”. Lalu apa sih yang akan kamu jawab?

Kurasa tiga barang luar biasa yang kuingat adalah handphone, pulpen, dan gelas cantik. Handphone karna tak boleh lepas, dengan pulpen kubisa menuliskan apapun, dan disaat duduk santai sambil minum minuman dari gelas cantik disebelahku. Amazing ga?



Oke, mungkin itulah ya sekilas tulisanku terkait satu orang, dua momen, dan tiga barang. Kurasa hidup itu harusnya sesederhana pertanyaan-pertanyaan diatas. Pertanyaan sederhana dengan jawaban yang tak sederhana.

Sepengalamanku selalu berpindah tempat dan sebertambahnya usiaku yang hampir tak bisa dibilang remaja, maka kutitahkan beberapa hal yang membuat kita komplit terkadang hanyalah sesuatu yang sesederhana.

Sesederhana siapa satu orang disampingmu, dua momen apa yang paling membahagiakan saat bersamanya, serta tiga barang apa yang selalu mendukungmu disaat kau lelah dan merasa tak berguna. Jika semua lengkap, sesungguhnya hidupmu lengkap dengan segala rasa syukur yang terkadang terlupa untuk diucap.

Asri Vitaloka | Rote

No comments:

Post a Comment