Thursday, August 26, 2021

Surga Dunia ala Sumba!

 

Kek pernah aja ke Surga yak? Belum lah ya. Tapi ini surga dunia ala Sumba atau ala aku? Setelah puas tahun lalu menghabiskan waktu dengan melihat pantai, air laut, matahari tengelam di Pelabuhan. Sekarang? Mata dikondisikan dimana lebih banyak melihat bukit-bukit cantik dan jalan berkelok kaya ular tangga di kertas permainan.

Hampir tujuh bulan lamanya di Sumba dan kemungkinan besar banyak yang mengira aku akan jalan-jalan. Tapi sesuai realita, begitu menjadi tempat kerja jangankan jalan-jalan. Sabtu-minggu bawaannya mager kemana-mana. Tapi minggu lalu, entah kesambet apa. Sempet pengen pake banget ke Waekelo Sawah. Liat story beberapa orang di Sumba hingga kawan pergi kesana. Ragu-ragu, tapi momen emang ga bisa bohong. Nyampe juga disana!


Surga dunia ala Sumba? Jujur aja ya, makin tua kadang makin permintaan makin banyak. Seakan merasa hidup udah paling tahu dan ngga ada sesuatu yang dengan mudah akan membuat surprise didalam hidupmu. Atau bisa dibilang dirimu ngga terlalu kreatif (lagi) dalam membuat hidupmu berwarna.

Oke, agak nyindir situasi PPKM dan sejenisnya. Ini lumayan membuat ribet untuk seseorang bepergian. Melihat hal baru, bertemu dengan orang asing, atau sekedar merasakan pengalaman berbeda dari keseharian. How can I escape my daily? Dan kemudian teringatlah sebuah tempat, yaitu Waekelo Sawah.


PIKNIK PIZZA PINGGIR AIR TERJUN

Aku ingat pernah piknik dengan makan siang di Hutan Bakau, masak mie instan di pinggir pantai, atau sekedar buka nasi Padang di pinggir hutan Nasional. Dan semua dihabiskan bersama ebeb. Dimasa yang lebih lama aku pernah makan nasi goreng buatan sendiri di pinggir taman Eceng Gondok bareng mba Ipma. Hahaha, jauh banget tiba-tiba ingatannya ya.

Akhirnya sampai di kesempatanku untuk bawa bekal roti Pizza dan teh Frestea di air terjun dengan pemandangan sawah disekitarnya. Berbeda dari pemandangan kamar, laptop, dan sejenisnya. Pengen aja gitu sedikit escape dari keseharian yang kadang bikin jenuh. Tanpa sadar kita terkukung dalam pemikiran yang sudah tak segar dan butuh sesuatu yang berbeda dari biasanya.

Bahkan pizza aja ngga cuma isi sosis dan ayam serta jagung bukan? Kadang-kadang pizza dibuat manis semanis ceres coklat dan susu keju. Menjadi sedikit berbeda walaupun dalam bentuk yang masih sama.


MINUM FRESTEA PEKAT ALA SELEBGRAM

Berjalan-jalan ke Waekelo Sawah membuat satu nuansa berbeda daripada perasaan snorkling dengan suasana kapal dan pemandangan air laut. Begitu sampai di sana anda akan melihat pemandian umum. Tapi semua seakan lebih private begitu anda menuju air terjun kecil yang ada di pusat sawah.

Mencoba menuruni turunan tanah tanpa tangga dan melewati satu per satu jalur pematang sawah agar tidak terpeleset. Hingga akhirnya sampai di sebuah genangan air dengan pohon besar berdiri ditengahnya. Awalnya tidak terlihat air terjun kecil disekitarnya. Hingga tampak jelas jika anda merubah arah melihatnya. Sambil meneguk sebotol the Frestea ala ala selebgram. Ngga cuma buka tutup botol dan diminum sederhana, semua pake gaya.

Sama kaya biasa minum teh Pucuk dan kemudian ganti ke Frestea. Keseharian ngga bisa dirubah hanya dengan sedikit letupan pelarian. Tapi jangan pernah biarkan emosi negatif berkumpul dan meninggalkan rasa pekat – sepekat minuman teh Frestea anda.



KENYANG SEMPURNA

Sewaktu di air terjun Waekelo Sawah aku bertemu dengan beberapa bapak bapak pengusir burung. Mereka menjaga beberapa area sawah sesuai kepemilikan. Jalan pelan-pelan di sisi pematang sawah dan berusaha menemukan jalan ke tengah sawah, padahal jalan gede diujung sana ada. Wkwkw.

Bertemu satu bapak yang lupa ditanyain namanya siapa. Tapi ramahnya berasa bukan main walau dengan wajah minim senyum ya. Gimana ngga? Bapaknya semangat banget buat nyebrangin aku lewat air terjun sambil megang tangan aku. Sweet kan.

Berasa paket lengkap dengan wisata spontan, tanpa persiapan, dengan makan seadanya dan didampingi tour guide dadakan ala bapak penjaga sawah. Paket lengkap seakan kenyang sempurna dengan semua momen yang terjadi.


***

Oke deh itu aja kali ya. Surga dunia ala Sumba pada minggu itu. Masih banyak sih tempat sejuk, enak dan tidak melelahkan yang bisa dijelajahi dan dipilih secara bijak ya.

Sekali-kali esape itu tidak masalah. Bukan berfokus pada letupan pelarian untuk lari sejenak, namun berusaha mengurai emosi negatif biar ngga berkumpul. Jadi makin produktif dan melupakan bahwa momen ini serta saat ini perlu dinikmati. Agar tidak lewat dan ingin kembali disuatu hari ini. Yang jelas-jelas tidak dapat mengulang waktu kembali



Oke Sumba, thankyu.

Asri Vitaloka | Waingapu

No comments:

Post a Comment