Tuesday, July 20, 2021

STOP YUK KASIAN TEMENMU!

 
taken by My Ebeb, Made Darsika

Perjalanan hidup seseorang tidak pernah ada yang tahu. Terkadang kamu di kota, kadang kamu di pulau terpencil. Begitu pula dengan beberapa tahun perjalananku dibelakang. Memulai karir di Jakarta dan kini berada di Sumba. Siapa yang menyangka?

Aku bertemu dengan beragam orang. Berusaha mencari apa yang diinginkan. Bahkan mulai bercita-cita ingin menjadi apa. Ternyata tidak semudah mencari di internet dan mengetikan,”Apa yang dapat aku lakukan?”. Tapi ini adalah sebuah perjalanan yang terkadang tidak terlihat ujungnya. Betapa susahnya pencarian yang dilakukan hingga jatuh bangun emosi yang ada didalamnya membuat aku akhirnya memutuskan banyak hal.

Enaknya kalau menuliskan opini dalam sebuah blogger, akan berkurangnya kemungkinan kamu bertukar emosi yang menyebabkan emosi beneran dalam sebuah komunikasi. Haha, intinya berantem gitu. Jadi, kucoba jabarin apa yang ada didalam pikiranku ya.

STOP COMPARE YOUR SELF WITH OTHERS

Semakin banyaknya media sosial membuat kita makin mudah ngga sih buat membandingkan diri dengan orang lain? Terlebih lagi nih ya, kalau kita ngga sengaja banget compare dirinya dengan yang lain. Dimulai dengan bertanya. Dan didalam segala jenis tanya mengandung semua kepo yang ada dalam diri, kemudian disimpulkan secara sepihak dengan diri sendiri. Terus yakin deh kesimpulannya apa? Tentang mana yang lebih keren dan lebih wow dari satu sudut pandang seseorang.



HARUS & NGGA BOLEH

Kamu tuh harus gini dan ngga boleh gitu. Satu kali moodku buyar kalau udah denger beginian. Apalagi kalau boleh info ya. Aku sudah tinggal di kota besar, kota kecil, hingga masuk pulau. Terus ada yang bilang harus dan ngga boleh selayaknya paling ngerti dan paling bisa.

Setiap orang punya kisah hidup yang berbeda, lingkungan, masa kecil, kemampuan bertahan hidup yang ngga mungkin sama bahkan kalau kalian tinggal serumah ya. Jadi, rasanya agak terlalu kelewatan kalau kita melihat sekilas kisah hidup orang melalui curhatan yang hitungan jam kemudian menyimpulkan apa yang harus dan ngga itu kaya ngga masuk diakal si.

Kayanya aku memutuskan percaya pada harus dan ngga boleh yang ada pada kitab suci agama. Titik.


ISTIRAHAT SEJENAK AJA KOK!

Ditengah pandemi Covid yang ngga kunjung selesai, sayup2 menghindar dari berita kematian dan kisah perjuangan bagi penyitas serta pejuang kesehatan. Ngeri-ngeri sedap dan sempat berharap bahwa penyakitnya ngga masuk di lokasi sekitar kita. Tapi, ngga mungkin. Ini real adanya dan kita sering banget dihadapkan dengan keadaan harus wfh atau berdiam diri dirumah.

Beda banget lah dengan kondisi yang dulunya tiap weekend dikit malah melancong keluar rumah ya. Dulu begitu bengong dikit rasanya pengen aja nyari kegiatan ini dan itu biar habis waktunya. Berdiam diri di sebuah pulau di NTT menurutku menjadi hal yang lumayan memberi ruang agak luas untuk bergerak. Aku berpendapat,”Jaman sekarang sudah diberikan kesehatan aja sudah mahal banget”. Jadi, aku bukan mau menyerah pada keadaan kok.

Aku cuma istirahat sejenak kok, bukan mau menyerah pada keadaan.


LO NGGA BERKEMBANG!

Emang paling mudah banget mengingat sesuatu yang ngga sehat dari orang lain ya. Inget banget aku kalau posisi kerjaanku yang mengharuskan aku kerja di NTT bikin aku dapat komentar,”Lo ngga berkembang kalau terus di sana”. Waktu itu sih aku mikirnya darimana asal tidak berkembangnya ya?

Kupikir dengan mudahnya informasi yang kita dapatkan dari internet dan segala macam sudah menjadi satu kemudahan yang sama dimanapun dirimu berada. Jadi, berkembang atau ngga bukan karna lokasi dan posisi. Eh? Maksudnya berkembang
atau ngga kan bisa dari dalam diri pribadi lo.

Sekiranya aku ngga berkembang di sini, tapi bagiku malah sebaliknya. Badanku berkembang. Loh? Aku banyak belajar akan toleransi dan kepolosan diri dari seseorang tanpa harus memikirkan sekedar penampilan dan penampakan luar yang orang kebanyakan anut.


KALAU SUDAH DAPAT SEMUA, GOALS AKHIRNYA APA?

Bisa jujur ngga? Dengan semua sumber youtube dan kisah Instagram yang aku baca juga resapi dalam diri. Aku berpikir bahwa seorang wanita akan sangat bersyukur bisa dapat berkarir, memiliki bisnis, dan mencapai prestasi lainnya. Namun, satu lagi keistimewaan seorang wanita adalah dapat melahirkan dan memiliki keturunan. Bukan berarti aku meng-underestimate wanita yang memilih free child ya. Semua berhak untuk memilih apapun keputusan dalam hidupnya.

Dan aku pun mendapati bahwa segala sesuatu yang kukejar sambil berlari di tempat terkadang terhenti saat mengetahui apa tujuan akhir dari semuanya. Yaitu? Memiliki keluarga dan keturunan.

Aku ingin karirku lancar, bisnisku wow, sekolah keluar negri, dan bla bla bla bla. Setelah mendengar ucapan itu akupun bertanya,”Kalau sudah dapat semua, goals akhirnya apa?”. Cuma jawaban ngambang penuh alibi yang kudengar. Hmm..

***

Terimakasih Sumba. Terimakasih Talasi Waitabula

Asri Vitaloka | Waingapu

 

No comments:

Post a Comment