Tuesday, March 14, 2017

Travelling and Teaching #9



Kunjungan kami ke SDN Sinar Atubesi, Lamaknen, Belu. Ingat saat kesana jangan nyalakan paket data ya, takut roaming dengan sinyal Timor Leste! Nanti tiba-tiba pulsa habis aja. Ops.

Dari salah satu perbatasan Atambua dengan Timor Leste terdapat sebuah sekolah dasar dengan jumlah siswa sekitar 65 orang. Mereka melakukan kegiatan belajar-mengajar dengan seadanya. Kami datang dalam sebuah kegiatan traveling and teaching #9 untuk sekedar mengunjungi sebuah sekolah dengan segala keterbatasan yang ada. Terdapat sekitar 5 kelas disana, dengan peralatan mengajar yang juga minim namun disanalah mereka berada untuk menuntut ilmu!


Sudah kali ke-9, komunitas 1000guruKupang mengadakan kegiatan rutin yang dilakukan setiap 3 bulan sekali. Dinamakan dengan nama "travelling and teaching dan mengambil lokasi sekolah yang dekat dengan perbatasan Timor Leste. Dekat sih dengan perbatasan, hanya saja perjalanan kesana dari Kupang jauh lo ya!

Sekitar 40 orang berangkat dari Kupang malam Jumat, 10 Maret 2017. Berkumpul di sebuah rumah panitia dengan dua bus yang siap mengangkut kami menuju perbatasan. Kloter kedua berangkat sekitar pk. 21.00 WITA dan hanya berbeda beberapa jam dari keberangkatan pertama. Perjalanan menuju lokasi membutuhkan waktu sekitar 10 jam perjalanan. Seluruh perjalanan tak ditempuh menggunakan bus, kami terpaksa harus berganti kendaraan dengan truck TNI dari kota Atambua untuk dapat menjangkau lokasi sekolah. 



Sekolahnya Jauh Lo!

Masih ada ya sekolah di perbatasan? Baru tau deh. Perjalanan dari Atambua ke lokasi sekolah membutuhkan 2 hingga 3 jam perjalanan. Awalnya anda hanya akan melihat rumah warga di sepanjang jalan. Semakin lama hanya ada pohon hijau dan beberapa anak sungai. Sesekali anda juga akan melihat pemandangan berupa bukit hijau. Luar biasa deh.

Kalau hanya perjalanan mendaki atau menurun masih aman. Tapi kalau sudah tambah melewati jalur sungai kecil? Men, bisa-bisa anda tidak dapat kembali menuju kota. Beberapa titik menuju lokasi sekolah anda akan melihat titik-titik jalan anak sungai. Begitu hujan deras turun melanda, maka anda akan terjebak di desa Lamaknen. Ngga mau dong tertinggal di desa orang? 

Sewaktu sampai di sekolah, seorang guru mengatakan,”Kalau jalan kearah bukit di sebelah sekolah dan berjalan terus hingga menemukan sebuah parit, nah itu sudah perbatasan Timor Leste!”. Begitu dekat dengan perbatasan. Butuh waktu dan perjuangan hingga dapat sampai kesana. Namun semua akan hilang begitu saja sesaat setelah anda menyaksikan sebuah tarian penyambutan oleh warga Lakmanen. Suara dentuman tangan anak sekolah memiliki irama yang unik dengan menggunakan si alat musik Likurai.







Penyambutan itu keharusan.

Delapan belas volunteer datang berkumpul di hari yang sama dengan tekad yang sama. Yaitu, jalan-jalan! Eh, maksudnya mengajar. 

Perjalanan yang melelahkan dari Kupang tak menyurutkan semangat rombongan untuk meneruskan acara mengajar di hari Sabtu. Alunan musik Likurai membuat acara penyambutan semakin ramai. Satu per satu rombongan diberikan sebuah selendang sebagai pertanda penyambutan pihak sekolah. Sudah ketiga kalinya aku mengikuti acara TnT dan hampir semua desa memberikan penyambutan. Keramahan dari warga desa di NTT memang terkesan unik. Bahkan saking ingin menunjukkan penerimaan yang begitu luar biasa, tak jarang kepala desa sampai melakukan penyembelihan sapi. Woww ya!

Sebelum acara mengajar, Kepala Cabang Dinas PK, Thomas dan Kepala Sekolah, Serafina memberikan sepatah dua patah kata yang memberikan ucapan terimakasih sebanyak-banyaknya untuk kunjungan rombongan 1000gurukupang ke Lakmanen, khususnya SDN Sinar Atubesi. Ketua rombongan, Chritin juga memberikan sambutan,"Semoga kedatangan kami dapat memberikan kecerdasan bangsa dan ... ".



Tak hanya tangan kosong.

Kedatangan sekitar 40 orang bukan cuma buat jalan-jalan dan berkunjung saja ke sekolah. Selain membawa beberapa donasi untuk sekolah, setiap volunteer  menyiapkan bahan ajar yang akan digunakan untuk mengajar anak sekolah sambil bermain. 

Dikala waktu belajar sedang berlangsung, sesekali aku melihat ke beberapa kelas. Dan mereka sangat kreatif! Sebuah kelas terlihat mengajar di bawah pohon rindang dengan menggelar sebuah karpet besar berisi permainan ular tangga. Ternyata konsep permainan ini mengajarkan secara tidak langsung kepada anak-anak untuk mengenal warna dadu dan jumlah angka dadu. 

Kelas lainnya membuat sebuah replika Indonesia dari bahan kardus dan dituliskan nama dari pulau tersebut. Lucu deh! Anak-anak sekolah pasti dapat lebih cepat mengingat nama pulau di Indonesia. Setiap volunteer memiliki cara mengajar yang berbeda untuk menarik perhatian anak-anak.  Anak-anak jadi dapat bermain sambil belajar deh!






Pohon harapan…

Tidak hanya mengajar yang 1000guruKupang dapat berikan ke SDN Sinar Atubesi. Anak sekolah juga diberikan sebuah pohon harapan tanpa daun. Dimana mereka akan diperkenalkan terlebih dahulu mengenai profesi yang dapat volunteer  jelaskan. Biasanya tak sedikit siswa memilih profesi yang sering mereka jumpai, seperti menjadi tentara, polisi, pendeta, atau guru. Untuk itu kami sebagai tim 1000gurukupang memberikan pandangan yang lebih luas mengenai profesi lainnya. Kemudian anak sekolah akan menuliskan nama beserta harapan mimpi mereka dan menempelkannya pada pohon harapan. Tidak hanya menuliskan, biasanya volunteer akan memberikan nasihat untuk tetap mengingat mimpinya dan jangan pernah melupakan cara untuk mendapatkannya. Tentunya dengan belajar ya.







Terkadang keikutsertaan dalam kegiatan sosial bukan hanya ajang dalam mengumpulkan foto lucu yang bisa di upload pada akun media sosial. Tapi, ini lebih daripada itu. Hal yang menyentuh dan jauh dari kata layak akan terbersit di pikiran anda. Tanpa sadar segala bentuk tak bersyukur akan berkurang, berubah menjadi kebahagiaan penuh syukur akan semua yang sudah pernah diberikan Tuhan. Kesempatan aku dan kamu lebih banyak dari mereka, maka jangan sia-siakan!

Asri Vitaloka
Calon Penulis.


Sesuai namanya “Travelling and Teaching”, maka kerjaan kami waktu ke perbatasan Atambua bukan hanya untuk mengajar. Tapi ada jalan-jalan lainnya yang kami lakukan. Kali ini kami memilih Fulan Fehan, sebuah perbukitan nan hijau dikalau habis hujan dan dihiasi benteng-benteng di sudut tertentu. Benteng tujuh lapis juga di dekat sini, tapi sayangnya kami hanya camping di kaki bukit. Mau tau? Setelah ini lah ya.. 

Mau tau caranya jadi volunteer?

Dalam kesempatan mengunjungi SDN Sinar Atubesi, tim 1000gurukupang telah menyiapkan segala kebutuhan mulai dari mencari volunteer hingga menyiapkan donasi. Dalam pencarian volunteer tentunya tak hanya sekedar pilih teman nih ya, ada seleksi yang harus diikuti bagi calon volunteer.

Dalam tahap awal, calon volunteer dapat mencari informasi di instagram @1000_guru_kupang. Jangan lupa untuk mengirimkan surat lamaran sebagai volunteer dengan mencantumkan minat dan keinginan untuk ikut dalam kegiatan Tnt #9. Volunteer yang berhasil masuk akan menjalani dua technical meeting agar memahami apa yang perlu dipersiapkan saat mengajar disana. Kegiatan TnT kali ini tak hanya mendatangkan volunteer dari Kupang, beberapa bahkan datang dari luar daerah. Seperti Jakarta, Bandung, dan Malang. Bahkan satu diantaranya masuk dalam 1000guruMalang dan ikut kegiatan Tnt #9 di Atambua.



No comments:

Post a Comment