Saturday, July 4, 2015

Nikmati Sumatera Barat dalam Satu Hari




Liburan menjadi satu kegiatan menyenangkan ditengah semua rutinitas. 
Bosan dengan mall dan sejenisnya, maka cobalah untuk menikmati keindahan alam. Seperti hastag yang sering muncul didalam tv,”My Trip My Adventure” atau yang sering aku ucapkan untuk kedua orang tuaku,”Biarkan anakmu sedang menikmati indahnya INDONESIA”!


Sudah menjadi suatu kebiasaan baru anak muda sekarang untuk menjelajahi wisata alam yang ada di Indonesia. Ini yang sedang aku lakukan. Perjalanan kerja di Pekanbaru memberikan informasi bahwa Sumatera Barat menjadi pusat wisata alam yang musti didatangi.

Secara tanpa senggaja aku melakukan perjalanan singkat dalam satu hari dengan menyusuri Pekanbaru-Payakumbuh-Bukittinggi. Dalam waktu satu hari tidak akan disia-siakan dan aku mengunjungi beberapa tempat seperti Rumah Gadang, Lembah Harau, dan Jam Gadang. Berkat bantuan beberapa teman perjalanan tersebut dapat dilakukan. 

Perjalanan Pekanbaru-Payakumbuh aku lakukan selama 4-5 jam. Beberapa tips yang aku anjurkan sebelum melakukan perjalanan, yaitu :

  1. Pilihlah travel yang terpercaya, karena mobil Sumatera begitu seram dalam kecepatan dan medan yang dilalui begitu berkelok
  2. Pastikan anda memiliki kenalan/ memiliki perencanaan jelas mengenai list tempat yang akan dituju.
  3. Jangan membawa barang yang tidak diperlukan
  4. Diusahakan untuk tidak bepergian pada saat berpuasa, karena anda akan jarang bisa menikmati kuliner disana.
  5. Persiapkan diri anda untuk menikmati indahnya Sumatera Barat!


Kelok Sembilan

Sebuah jalan dengan kelokan berjumlah sembilan, tentunya anda akan melihatnya jika melakukan perjalanan dari luar Sumatra barat menuju Sumatra barat. Tidak sedikit orang ingin melihat pemandangan kelok sembilan pada siang hari. Kelok sembilan dinamakan begitu karena memiliki sembilan kelokan dengan ketinggian jalan yang berbeda-beda. Pada belokan awal memiliki pondasi yang begitu besar seperti melihat jembatan luar negeri. Pernah dikatakan bahwa jembatan tersebut disusun untuk dapat tahan terhadap gempa.

Rumah Gadang, Payakumbuh


Perjalanan pertama yang aku jalani adalah melihat rumah Gadang. Musium yang terletak tidak jauh dari Payakumbuh ini memperlihatkan bagaimana kelok-kelok atap rumah orang Minang yang menyerupai kepala/tanduk kerbau. Menurut informasi seorang teman, tanduk kerbau digunakan sebagai simbol karena dulunya terdapat pertempuran tanduk kerbau dan menang sehingga tanduk itu dijadikan sebagai atap khas orang Minang.

Begitu masuk ke dalam rumah dengan tangga, kalian akan menyaksikan rumah khas Minang dengan bahan utama bangunan terbuat dari kayu. Di bagian ujung-ujung ruangan disajikan tempat/singgasana saat orang Minang melakukan pernikahan. Selain itu, terdapat pajangan tempat tidur pengantin. Seluruh ruangan sebagian besar memiliki warna coklat dan warna merah keemasan.

Untuk masuk ke dalam musium rumah Gadang ini cukup dengan membayar Rp. 5000,- per orang. Tidak perlu khawatir jika anda menggunakan kendaraan, karena terdapat parkiran yang cukup luas disekitaran musium. Pemandangan disekitar rumah Gadang masih banyak perbukitan, sehingga menciptakan kesan asri. Jika anda memutuskan untuk melihat rumah Gadang lebih lama atau untuk menginap apabila terdapat acara pernikahan maka anda dapat menyewa kamar yang ada. Sebuah hotel sederhana dengan tiga kamar ada di sebelah rumah Gadang dengan harga kisaran sekitar Rp. 1.000.000 per malam. Rumah Gadang ini memang sesekali digunakan dalam acara resepsi yang ingin mengadakan acaranya disana.

Lembah Harau

Pernah melihat Grand Canyon? Mungkin ini versi lain dari Grand canyonnya Indonesia. Sebuah lembah di daerah sekitar Payakumbuh yang terkenal untuk para wisatawan. Perjalanan kesana dari kota tidak terlalu jauh, butuh waktu sekitar 30 menit untuk sampai kesana. Saat itu aku menggunakan motor untuk dapat pergi kesana.

Begitu sampai ke area Lembah, anda akan disuguhkan dengan pemandangan lembah tinggi berwarna coklat muda dengan warna hijau diatasnya. Jika beruntung, anda akan mendapatkan pemandangan air terjun saat perjalanan menuju kesana. Namun, saat kering anda hanya akan melihat sedikit air yang menetes. Didalam area lembah terdapat 4 air terjun dengan lokasi yang tidak berjauhan. Nama-nama air terjun begitu susah dan terkesan berbahasa Minang banget. Maaf-maaf aja aku tidak hapal. Hahaha...

Kita tidak perlu membayar untuk bisa melihat air terjun disana. Dalam perjalanannya pun tidak begitu susah. Hanya berjalan kaki sekitar 5-10 menit kita sudah bisa sampai ke depan air terjun. Dari sekian banyak air terjun, anda akan melihat dasar air berwarna coklat. Kekurangan dari pemandangan air terjun Harau adalah begitu mudah dijangkaunya oleh orang lain mengakibatkan banyak sekali orang dengan mudah dapat kesana. Tidak jarang orang datang kesana dengan meninggalkan banyak sampah, sehingga mengurangi kenyamanan dalam menikmati pemandangan air terjun.

Catatan :
Di akhir menikmati dinginnya Lembah Harau, aku memiliki sebuah video dimana Harau menjadi satu titik point yang menyimpan sebuah janji seorang Asri Vitaloka,"bahwa aku akan menjadikan ini sebagai satu titik balik dimana hidupku kedepannya tak akan lagi sama seperti sebelumnya dan menjadi pribadi lebih berani dalam menemukan passion serta menemukan hal baru yang belum pernah terjamah terutama mengenai mengunjungi wisata alam di Indonesia". Ini bukan sebagai akhir, namun sebagai awal dari semua perjalanan menyenangkan dikemudian hari.

Jam Gadang

Setelah puas menikmati dinginnya air terjun dan udara segar dari sekitar Lembah Harau. Kami lanjutkan perjalanan menuju ke arah Bukittinggi. Dibutuhkan selama 1,5 jam untuk sampai di sana. Waktu yang aku punya hanya satu hari, dan semenjak dari sore meninggalkan Lembah Harau akhirnya kami tiba di Bukittinggi pada pukul setengah 7 malam.

Ini merupakan titik paling jauh aku pergi dari rumah. Jam Gadang seperti namanya “Gadang” yang artinya besar. Jam tersebut berada disebuah bangunan besar dan terletak pada bagian atas bangunan. Dengan warna cat dasar berwarna putih, jam gadang menjadi terlihat begitu megah diantara yang lainnya. Tidak sedikit pengunjung yang mengambil foto pada bagian depannya.

Jangan khawatir dengan wisata kuliner disekitar Jam Gadang. Jika beruntung anda dapat mencicipi masakan khas Bukittinggi, yaitu Nasi Kapau yang terdapat di pasar, tepatnya depan Jam Gadang. Selain itu, banyak sekali penjual makanan dengan masakan khas Minang dijual disana.

Itulah dia beberapa wisata yang aku lalui dalam satu hari. Mulai dari pemandangan kelok sembilan hingga melihat Jam Gadang yang tersohor di Bukittinggi. Sayang, waktu itu saat puasa dan tidak ada kuliner yang bisa dicicipi selain sate Padang. Andaikata aku memiliki waktu lebih banyak, ada beberapa tempat yang harus dikunjungi seperti Ngarai Sianok, Nyarai, dan masih banyak lainnya. Pokoknya jangan pernah melewatkan Sumatera Barat sebagai salah satu tempat untuk menikmati keindahan alam. Apakah itu pantai, air terjun, atau pegunungan? Karena hanya di Sumatera Barat aku merasakan menaiki motor dengan kanan kiri pemandangan perbukitan.

 Gambar 9 wisata alam Sumatera Barat

(AV)

Instagram : asri_vitaloka ; Twitter : @vitalokaAsri ; Facebook : Asri Vitaloka

No comments:

Post a Comment