Friday, August 8, 2014

Uang atau Bahagia? Section 1


Kisah yang aku ceritakan berdasarkan kisah sesungguhnya yang pernah aku dengar, aku lihat di sekelilingku. Dua kisah berbeda dengan sudut pandang berbeda dan memiliki makna tersendiri disetiap ceritanya. Kisah antara uang dan bahagia. Dua hal yang tidak dapat dibandingkan namun begitu menarik untuk diceritakan.

Di satu kejadian aku melihat beberapa hal penting yang
dapat dituliskan. Timbul suatu pertanyaan antara seseorang memilih uang atau bahagia? Pertanyaan seperti ini seakan mudah atau susah untuk dijawab. Sekilas cepat sebagian orang akan memilih uang sebagai jawabannya. Namun, jika dilihat dari banyak kejadian sederhana dan memberi arti maka bahagia adalah jawabannya. Tapi tidak sedikit orang yang mengatakan memilih keduanya.

Jika saja seseorang diharuskan memilih satu. Hanya satu diantara uang dan bahagia? Maka aku memilih bahagia. 

Uang

Mari lihat beberapa kasus. Aku mendengar banyak cerita mengenai kisah orang berduit dan lebih memilih uang sebagai jalan hidupnya. Sebut saja seorang wanita bernama Miranda. Dia adalah seorang businesswoman yang tinggal di kota Mataram, Lombok. Aku bisa mengatakan dia seorang pengusaha wanita yang cukup sukses. Telah banyak bisnis yang dijalankan. Salah satu yang terlihat adalah toko kue ternama di Cakranegara. 

Usuk punya usuk, ternyata Nona Miranda tidak memiliki anak. Dan sepengetahuanku dia tidak memiliki suami. Dia tinggal bagaikan seorang putri di sebuah rumah besar di kompleks perumahan elit di Mataram. Rumah, mobil, semua kekayaan membuat dia terlihat sebagai seseorang yang tidak kekurangan material. Hingga suatu saat aku berpikir. Indah jika segala kelebihannya saat ini dinikmati bersama keluarganya sesungguhnya dengan putra putri yang dimiliki. Tapi, itu tidak dimilikinya. Dirumahnya yang besar dengan tambahan sebuah ruangan berlantaikan lantai dansa, ia hanya hidup seorang diri dengan pembantu-pembantu yang menemaninya. Sungguh sepi. Sungguh sendirian.

Entahlah apakah seorang Miranda cukup bahagia dengan segala kekayaan yang dimilikinya? Ataukah mungkin ia cukup merasa sendirian dengan segala uang yang ada? Entahlah, aku tidak dapat menduga.

Seorang dengan uang berlimpah dan bahagia, namun memiliki kekurangan yang bisa disebut kasih sayang keluarganya sendiri? Keluarga seperti seorang suami, atau putra dan putri?

Mau tau kelanjutan kisah tentang BAHAGIA? Jangan lewatkan Uang atau Bahagia? Section 2 hanya di blog asrivitaloka.blogspot.com. (AV)

Asri Vitaloka
instagram : vitalokaasri
twitter : @vitalokaAsri

No comments:

Post a Comment