Sunday, January 3, 2016

Explore NTT-Kejar Matahari Terbenam di Bukit Cinta

Kejar  Matahari Terbenam di Bukit Cinta

Kupang emang panas, tapi jangan salah ada juga satu tempat hijau sejuk (kalau sore) di ibukota NTT itu. Sebut saja namanya Bukit Cinta. Nama itu aku dapat dari salah satu kawan disana. Mungkin karena banyak dijadikan tempat pacaran? Atau memadu kasih? Atau sekedar duduk berdua mengumbar cinta? Atau apalah itu. Pokoknya dikasi tahunya namanya Bukit Cinta!

Misi berikutnya adalah bagaimana mencari lokasi terbaik mencari sunset. Jadi kejarlah sunset sampe bisa dipegang. Dan satu lagi, pantang pulang sebelum bisa kejar SUNSET!


Libur panjang hampir berakhir. Ngga mau capek pergi jauh dan ngga mau gosong kena panasnya matahari. Alhasil, berangkatlah kami ke Bukit Cinta. Sebuah bukit rendah atau bisa dibilang gundukan pasir yang rada besar ya. Lokasinya dekat kok. Hanya 15 menit dari bandara El-Tari, Kupang. 

Dengan perlengkapan seadanya kami berusaha untuk mengejar sunset di sore Minggu kemarin. Bawa helm, bawa motor, bawa tongsis, dan jangan lupa bawa kaca mata gelap hasil beli 1 dapat 1 (aka gratis). Pakaian udah keren, sandal sudah mantab, dan terakhir tinggal sisiran! 

Kemudian berangkatlah kami kesana sekitar pukul 4 sore. Hari sudah sangat cocok untuk sekedar menghabiskan waktu di jalan Kupang. Aku sangat menyukai perjalanan dari jalan Palapa hingga jalan El-Tari. Begitu sejuk karena banyak pohon besar bertaburan di kanan kiri jalan. Sebut saja bunga Seper, yang cuma hadir saat musim hujan di bulan Desember. Pohon hijau di Kupang menjadi lebih berwarna dengan merahnya bunga Seper atau lebih dikenal dengan bunga flamboyan. Jalanan hari itu juga tidak ramai. Dengan kecepatan sedang, motor melaju kencang dengan udara yang cukup buat rambut berantakan.
Begitu sampai di belokan bukit, decak kagum mulai bermunculan. Daratan Kupang lagi hijau sehijau-hijaunya. Ini seakan baru diwarnain crayon hijau daun. Orang akan lebih familiar dengan warna coklat muda (alias kering) di tanah Kupang daripada hijau rumput. Dan ternyata hari itu waktunya melihat hijaunya Kupang. Salah satu tempat teduh dan memiliki pemandangan bukit dengan rumput hijau bertebaran dimana-mana. 

Tidak tunggu lama, ambil tongsis dan mulailah kami melakukan banyak pengambilan gambar. Jepret sana, jepret sini. Orang tidak terlalu banyak yang datang kesana. Sesekali orang akan datang dan pergi. Ada yang menggunakan mobil, ada yang pakai motor. Jarang sih aku liat yang pake sepeda. Suasana sejuk dengan beberapa pohon besar di beberapa titik bukit. Tidak ada warung disekitar sana. Sebelum sore, pemandangan yang bisa dinikmati adalah hijaunya rumput perbukitan. Tapi, semua berubah saat mulai memasuki pergantian senja. Alias “waktunya Sunset!”.

Pengejaran sunset sebenarnya tidak dilakukan disana. Kami berpikir tidak akan banyak terlihat pemandangan bagus dari situ. Tapi, ternyata salah. Justru ini lokasi terbaik untuk melihat matahari terbenam. Begitu jam menunjukkan pukul setengah 6, matahari mulai merendah. Tidak seperti melihat sunset di lokasi pantai, seperti Tebing cafe atau On The Rock hotel. Pemandangan sunset pas berada di depan mata tanpa harus menoleh ke samping muka. 

Dan ini waktu yang pas untuk kejar matahari!

Kejar Matahari Terbenam lewat Siluet Sore

Bukan dikejar dengan langkah cepat seperti mau kejar maling ya. Yang dilakukan adalah bagaimana kami mendapatkan angle terbaik untuk mengambil foto. Kejar-kejar! Foto sana, foto sini. Berbagai gaya sudah dilakukan. Dan satu hal, kami berhasil! 

Jangan salah bro, ini tempat terbaik untuk lihat matahari terbenam di kota Kupang sampai saat ini. CMIIW(AV)

Tips untuk perjalanan “Mengejar Matahari Terbenam di Bukit Cinta” adalah :

  1. Pakailah baju casual yang cocok untuk lokasi menikmati bukit dengan angin kencang, jangan pake rok (cuma saran aja)
  2. Jangan pernah lupakan tongsis dan kamera terbaikmu apalagi yang bisa membuat foto siluet
  3. Jangan lupa kacamata, cahayanya ngga nahan kalau siang hari


Kesan-kesan :

Terimakasih buat gengs “Generasi Why” yang sudah mau dibangunkan paksa dan diajak ke Bukit Cinta buat kejar Matahari Terbenam. Yah, walaupun mereka bilang,”Kami sudah lari-lari dari kenyataan di atas kasur”. Dengan langkah pendek-pendek dan awalnya kurang bersemangat tapi berubah menjadi sebuah cerita sore dengan hasil foto terbaik di hari itu. Jangan lupa senyum, jangan lupa menikmati. Karena hidupmu singkat. Satu hari hanya 24 jam. 

Iya, 24 jam. Yang bilang 25, siapa?


INSTAGRAM : ASRI_VITALOKA

Jangan lupa lihat review wisata Kupang "Cari Kristal di Goa Kristal" dibawah ini untuk melihat begitu indahnya kilauan air payau di Goa Kristal. Patut dicoba, patut dikunjungi!

No comments:

Post a Comment